Jumaat, 17 Disember 2010

RIJAL GHOIB

ARAH RIJALUL GHOIB
Posted by Harfa el-Hasaniy September- 30- undefined 0 komentar
Di Dalam Kitab JAWAHIRUL LAMA'AH diterangkan "Telah berkata As-Syeikh Al-'Aerif billah Qutbul Wujud Ibnu 'Arobi Al-Hatimi At-Tousi Al-Andalusy R.A " Sesungguhnya Qutub ( Salah satu Maqom/pangkat Waliyulloh ) yang dinamakan Ghauts tinggal dan menetap Di Mekkah Al-Mukarromah, Wali Abdal dan Rijalul Ghoib tersebar di seluruh jihat ( Arah Mata Angin untuk ke baikan alam , Dan Wali Abdal adalah 7 lelaki yang nasabnya sampai pada Rosululloh S.A.W ( Alloh S.W.T menurunkan Wali Abdal dalam 1 Abad, 7 orang yg apabila meninggal digantikan dengan Wali Abdal Lainnya ). Maka seharusnyalah seseorang yang di timpa oleh suatu perkara yg sukar agar supaya menghadap ke Arah mereka (Rijalul Ghoib) sambil membaca Istighosah Rizalul Ghoib berikut di bawah ini, 8 arah rizalul Ghoib dengan tanggalnya ( Hijriyyah ) beserta Istighosahnya :

1. Timur tgl 7, 14, 22, 29


2. Barat Tgl 4, 12, 19, 283. Utara Tgl 2, 15, 23, 304. Selatan Tgl 8, 11, 18, 265. Barat Daya 3, 10, 17, 256. Barat Laut Tgl 5, 13, 207. Timur Laut Tgl 28, 21,68. Tenggara 1, 9, 16, 24
Contoh tgl 1 muharram rijalul Ghoib berkumpul di tenggara, maka apabila kita ingin mengamalkan sesuatu amalan atau pekerjaan apa saja yang baik mintalah bantuan pada rijalul ghoib dengan menghadap Arahnya ( Tenggara kalau tgl 1 ) sambil membaca Istighosah Rizalul Ghoib, Insya Alloh Para Wali Qutub, Rizalul Ghoib, Abdal ,Autad Nuqoba', Nujaba', Ghauts, akan membantu kita dalam hajat/perkara2 yang sukar inilah yang di maksud Istighosah Rijalul Ghoib :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَارِجَالَ اْلغَائِبِ، يَاأَيُّهَا الأَرْوَاحَ اْلمُقَدَّسَةِ، أَغِيْثُنِيْ بِغَوْثَةٍ، وَانْظُرُونِيْ بِنَظْرَةٍ، يَارُقَبَآءُ، يَانُقَبَآءُ، يَانُجَبَآءُ، يَاأَبْدَالُ، يَاأَوْتَادُ، يَاغَوْثُ، يَاقُطْبُ، أَغِيْثُنِيْ بِحَقِّ سَيِّدِنَا مُحِمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
ASSALAMU ALAIKUM YA RIJALAL GHOIBI YA AYYUHAL ARWAHUL MUQODDASTI AGITSUUNI BI GHOUTSATIN WAN DZURUUNI BINADZROTIN YA RUQOBA' YA NUQOBA' YA NUJABA' YA ABDAL YA AUTAD YA GOUTS YA QUTB AGITSUUNI BIHAQQI SAYYIDINA MUHAMMADIN SOLLALLOHU ALIHI WA SALLAM.
Istighosah diatas di baca sambil menghadap arahnya sesuai tanggal, Sesudah itu kembali lagi menghadap Qiblat kalau sedang membaca suatu amalan.

AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH

AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH

-ini adalah salinan dari(http://harfa99.blogspot.com/) kajian pemikiran yang sepadan dengan pemilik blog Ana Rijal 173-

KAJIAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH YANG SEBENARNYA

Kalau kita mau merenungkan makna-makna dalam kalimat as sunnah dan makna-makna dalam kalimat al jama’ah, seperti yang disinggung dalam beberapa nash syari’at, dan seperti yang diungkapkan serta dipahami oleh para salafus saleh, kita akan tahu dengan jelas bahwa hal itu hanya cocok dan sesuai dengan golongan ahli sunnah wal jama’ah.

Siapa sebenarnya mereka? Apa sifat-sifat mereka? Dan apa manhaj mereka? Berdasarkan hal itu kita bisa mengidentifikasi siapa sejatinya ahli sunnah wal jama’ah dari beberapa segi sekitar yang menyangkut sifat-sifat mereka, ciri-ciri mereka, manhaj mereka, dan definisi mereka menurut kaca mata orang-orang salafus saleh bahwa yang dimaksud ialah mereka. Sebab, pemilik rumah itu jelas yang paling tahu isi rumahnya, dan walikota itu yang paling tahu rakyatnya.

Di antara segi tinjauan yang memungkinkan kita bisa mengetahui siapa ahlu sunnah wal jama’ah itu ialah:

Pertama, sesungguhnya mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Merekalah ahli sunnah, yakni orang-orang yang mengajarkannya, menjaganya, mengamalkannya, mengutipnya, dan membawanya baik dalam bentuk riwayat atau dirayat atau manhaj. Jadi merekalah yang paling dahulu mengenal sekaligus mengamalkan as sunnah.

Kedua, selanjutnya ialah para pengikut sahabat Rasaulullah shallallahu alaihi wa sallam. Merekalah yang menerima tongkat estafet agama dari para sahabat, yang mengutip, yang mengetahui, dan yang mengamalkannya. Mereka adalah para tabi’in dan generasi yang hidup sesudah mereka, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat kelak. Mereka itulah sejatinya ahli sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka berpegang teguh padanya, tidak membikin bid’ah macam-macam, dan tidak mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang yang beriman.

Ketiga, ahli sunnah wal jama’ah, mereka adalah para salafus saleh, yakni orang-orang yang setia pada Al Qur’an dan as sunnah, yang konsisten mengamalkan petunjuk Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yang mengikuti jejak langkah peninggalan para sahabat, para tabi’in, dan pemimpin-pemimpin pembawa petunjuk umat, yang jadi tokoh panutan dalam urusan agama, yang tidak membikin bid’ah macam-macam, yang tidak menggantinya, dan yang tidak mengada-adakan sesuatu yang tidak ada dalam agama Allah.

Keempat, ahli sunnah wal jama’ah ialah satu-satunya golongan yang berjaya dan mendapat pertolongan Allah sampai hari kiamat nanti, karena merekalah yang memang cocok dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

“Ada segolongan dari umatku yang selalu membela kebenaran. Mereka tidak merasa terkena mudharat orang-orang yang tidak mendukung mereka sampai datang urusan Allah dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu..”

Dalam satu lafazh disebutkan:

“Ada segolongan umatku yang senantiasa menegakkan perintah Allah….”

Kelima, mereka adalah orang-orang yang menjadi asing atau aneh ketika dimana-mana banyak orang yang suka mengumbar hawa nafsu, berbagai kesesatan merajalela, bermacam-macam perbuatan bid’ah sangat marak, dan zaman sudah rusak. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

“Semula Islam itu asing dan akan kembali asing. Sungguh beruntung orang-orang yang asing.”

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam juga bersabda,

“Sungguh beruntung orang-orang yang asing, yakni beberapa orang saleh yang hidup di tengah-tengah banyak manusia yang jahat. Lebih banyak orang yang memusuhi mereka daripada yang taat kepada mereka.”

Sifat tersebut cocok dengan ahli sunnah wal jama’ah.

Keenam, mereka adalah para ahli hadist, baik riwayat maupun dirayat. Karena itulah kita melihat para tokoh kaum salaf menafsiri al tha’ifat al manshurat dan al firqat al najiyat, yakni orang-orang ahli sunnah wal jama’ah, bahwa mereka adalah para ahli hadist. Hal itu berdasarkan riwayat dari Ibnu Al Mubarak, Ahmad bin Hambal, Al Bukhari, Ibnu Al Madini, dan Ahmad bin Sinan. Ini benar, karena para ahli hadist lah yang layak menyandang sifat tersebut, mereka adalah para pemimpin ahli sunnah.

Mengomentari kalimat al tha’ifat al manshurat Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan: “Kalau yang dimaksud dengan mereka bukan ahli hadist, saya tidak tahu lalu siapa lagi?!”

Al Qadhi Iyadh mengatakan: “Sesungguhnya yang dimaksud dengan mereka oleh Imam Ahmad ialah ahli sunnah wal jama’ah, dan orang yang percaya pada madzhab ahli hadist.”

Menurut saya, seluruh kaum muslimin yang tetap berpegang pada fitrah aslinya dan tidak suka menuruti keinginan-keinginan nafsu serta tidak suka membikin berbagai macam bid’ah, mereka adalah ahli sunnah. Mereka mengikuti jejak langkah ulama-ulama mereka berdasarkan petunjuk yang benar.



Kenapa Dinamakan Ahli Sunnah Wal Jama’ah?

Dinamakan ahli sunnah, karena mereka adalah orang-orang yang berpegang pada sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, “Kalian harus berpegang teguh pada sunnahku.”

Adapun as sunnah ialah, syara’ atau agama, dan petunjuk lahir batin yang diterima oleh sahabat dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, lalu diterima oleh para tabi’in dari mereka, kemudian diikuti oleh para pemimpin umat dan ulama-ulama yang adil yang menjadi tokoh panutan, dan oleh orang-orang yang menempuh jalan mereka sampai hari kiamat nanti.

Berdasarkan hal inilah maka orang yang benar-benar mengikuti as sunnah disebut sebagai ahli sunnah. Merekalah yang sosok dengan kenyataan tersebut.

Sementara nama al jama’ah, karena mereka berpegang pada pesan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam untuk setia pada jama’ah atau kebersamaan. Mereka bersama-sama sepakat atas kebenaran, dan berpegang teguh padanya. Mereka mengikuti jejak langkah jama’ah kaum muslimin yang berpegang teguh pada as sunnah dari generasi sahabat, tabi’in, dan para pengikut mereka. Mengingat mereka bersama-sama bersatu dalam kebenaran, bersama-sama bersatu ikut pada jama’ah, bersama-sama bersatu taat pada pemimpin mereka, bersama-sama bersatu melakukan jihad, bersama-sama bersatu tunduk kepada para penguasa kaum muslimin, bersama-sama bersatu mengerjakan yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, bersama-sama bersatu mengikuti as sunnah, dan bersama-sama bersatu meninggalkan berbagai perbuatan bid’ah, perbuatan yang terdorong oleh keinginan-keinginan nafsu, serta perbuatan yang mengundang perpecahan, maka merekalah jama’ah sejati yang mendapat perhatian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Terakhir kita sampai pada sebuah kesimpulan yang konkrit bahwa nama dan sifat ahli sunnah wal jama’ah adalah istilah yang bersumber:

Pertama, dari sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ketika beliau menyuruh dan berpesan kepada kaum muslimin untuk berpegang teguh padanya, sebagaiman sabda beliau, “Berpegang teguhlah kalian pada sunnahku”, ketika beliau menyuruh dan berpesan kepada mereka untuk setia pada jama’ah, dan melarang menentang serta memisahkan diri darinya. Jadi nama ahli sunnah wal jama’ah adalah nama pemberian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Beliaulah yang menyebut mereka seperti itu.

Kedua, dari peninggalan sahabat dan para salafus saleh yang hidup pada kurun berikutnya. Peninggalan tersebut menyangkut ucapan, sifat, dan tingkah laku mereka. Nama itu sudah mereka sepakati bersama dan menjadi sifat para pengikutnya. Peninggalan-peninggalan mereka itu ada pada karya-karya mereka yang tertulis dalam kitab-kitab hadist dan atsar.

Ketiga, istilah ahli sunnah wal jama’ah adalah keterangan syari’at yang didukung dengan kenyataan yang benar-benar ada. Istilah itu membedakan antara orang-orang yang setia pada kebenaran dari orang-orang yang suka membikin bid’ah dan menuruti keinginan-keinginan hawa nafsu. Ini berbeda dengan anggapan sementara orang yang mengatakan, bahwa ahli sunnah wal jama’ah adalah sebuah nama yang muncul di tengah perjalanan zaman. Nama ini baru ada di trngah-tengah perpecahan kaum muslimin. Padahal sebenarnya tidak begitu. Itu anggapan yang keliru. Ahli sunnah wal jama’ah adalah istilah atau nama ala syari’at yang berasal dari kaum salaf umat Islam. Artinya, ia sudah ada semenjak zaman sahabat dan para tabi’in yang hidup pada periode-periode awal Islam.

Mengenai anggapan sementara orang yang sudah menjadi budak nafsu bahwa ahli sunnah itu hanya terbatas pada orang-orang salaf mereka saja, dan bahwa yang dimaksud dengan salafus saleh adalah orang-orang yang mengikuti madzhab mereka, itu memang benar. Anggapan tersebut tidak keliru, karena salafus saleh memang ahli sunnah. Begitu pula sebaliknya, baik ditinjau dari pengertian syari’at maupun kenyataannya, sebagaimana yang sudah saya kemukakan di atas. Jadi siapa yang tidak mengikuti madzhab salaf dan tidak menempuh manhaj serta jalan mereka, berarti ia telah memisahkan dari as sunnah dan jama’ah.

Perlu kita katakan kepada orang-orang sesat yang meng-ingkari as sunnah dan para pengikutnya, bahwa itulah yang dimaksud as sunnah, dan mereka itulah para pengikutnya yang bernama ahli sunnah wal jama’ah. Jika kita berpaling dan menolak ucapan yang benar ini, maka kita hanya bisa mengingatkan mereka apa yang pernah dikatakan oleh Nabi Nuh alaihi salam kepada orang-orang yang berpaling dari seruan dakwahnya, seperti yang tertuang dalam firman Allah Ta’ala ini:

“Berkata Nuh, ‘Hai kaumku, bagaiman pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberi-Nya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apakah akan kamu paksakan kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?”



Apakah Mereka Dibatasi Oleh Ruang dan Waktu?

Ahli sunnah wal jama’ah itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Mereka banyak terdapat di sebuah negara, namun sedikit di negara lainnya. Mereka terdapat banyak pada suatu kurun zaman, tetapi hanya sedikit pada kurun zaman yang lain. Tetapi yang jelas mereka selalu ada di mana dan kapan saja.

Di tengah-tengah mereka terdapat tokoh-tokoh terkemuka yang menjadi pelita kegelapan dan hujjah Allah terhadap makhluk-Nya hingga hari kiamat nanti. Dan karena jasa merekalah terwujud janji Allah yang akan menjaga agama ini.

Dengan demikian jelaslah siapa sebenarnya ahli sunnah wal jama’ah? Siapa itu salafus saleh? Pernyataan golongan-golongan tertentu yang mengaku sebagai ahli sunnah wal jama’ah tetapi nyatanya mereka justru memisahkan diri dari as sunnah dan jama’ah, serta menyerang para salafus saleh atau sebagian dari mereka, adalah pernyataan yang ditolak berdasarkan ketentuan-ketentuan syari’at, dasar-dasar ilmiah, dan fakta-fakta sejarah.

Demikian pula harus ditolak pengakuan-pengakuan bahwa seluruh kaum muslimin itu setia pada sunnah. Pengakuan seperti itu selain mendustakan berita dari Allah dan Rasul utusan-Nya shalallahu alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa ada perpecahan, juga berlawanan dengan kenyataan yang ada.

Demikian pula dengan pernyataan dan pengakuan-pengakuan lainnya.

Berdasarkan hal itu, maka sesungguhnya as sunnah bukanlah partai atau semboyan atau aliran yang dianut secara fanatik. Tetapi ia merupakan warisan peninggalan Nabi, mtode yang benar, jalan yang lurus tali yang kuat, dan jalan orang-orang beriman yang terang seterang siang. Siapa yang berpaling darinya pasti ia akan celaka.

Berbagai kesalahan, kekeliruan, dan bid’ah yang dilakukan oleh orang-orang ahli bid’ah atau oleh orang-orang yang mengaku sebagai ahli sunnah, itu sama sekali bukan dari ajaran as sunnah dan bukan mengikuti manhaj yang benar.

Sabtu, 11 Disember 2010

Kitar Semula

KITAR SEMULA


APA ITU KITAR SEMULA?
Proses mengitar semula melibatkan usaha mengumpul, memproses dan mengguna semula bahan-bahan yang pernah dianggap sebagai sampah.

BAGAIMANA UNTUK MELAKSANAKAN KITAR SEMULA?

Pemungutan Sampah
Apa yang perlu anda lakukan hanyalah mengasingkan sampah-sampah yang boleh dikitar semula dan yang tidak boleh dikitar semula. Pemungut sampah akan tahu apa yang akan dilakukan seterusnya.

Pusat Pengumpulan / Pusat kitar semula
Cara paling mudah untuk melaksanakan kitar semula ini adalah dengan hanya menghantar barangan yang dikumpulkan untuk kitar semula ke pusat kitar semula yang terdapat di seluruh negara. Proses yang lain akan dijalankan oleh pihak-pihak tertentu.


KENAPA KITAR SEMULA?

SETIAP HARI KITA MENGHASILKAN 15,000 TAN SAMPAH, TETAPI KITA SEMAKIN KESEMPITAN RUANG UNTUK MENAMPUNGNYA.

Kita biasanya tidak memikirkan di manakah sampah sarap kita dibuang atau apakah yang terjadi kepadanya sebaik sahaja ia dipungut. Hakikatnya lori sampah tidak dapat menghapuskannya begitu sahaja. Ia biasanya akan diangkut ke tapak pelupusan sampah. Kapasiti tapak pelupusan sampah kita semakin terhad. Di masa yang sama kita terpaksa menghabiskan jutaan ringgit untuk mengangkut dan melupuskan sampah. Lebih membimbangkan lagi, kini timbul rungutan tentang pencemaran, resapan bahan kimia ke dalam sumber air bawah tanah dan isu isu keselamatan yang berkaitan. Sudah tiba masanya kita menangani masalah ini sebelum terlewat. Fikir dulu sebelum buang. Jadikan amalan mengitar semula sebagai sebahagian hidup kita.

Kitar semula untuk memelihara ruang hidup kita. Pada masa ini terdapat kira-kira 230 tapak pelupusan sampah di Malaysia. Setiap satunya berkeluasan antara 20 hingga 150 ekar, bergantung pada lokasi dan jumlah sampah ynag dibuang. Sebaik sahaja sebuah tapak pelupusan sampah dipenuhi sampah, tapak baru akan dibuka. Lambat laun, tapak-tapak ini akan berkembang dan menular mencerobohi ruang hidup kita.


Kitar semula untuk persekitaran yang lebih sihat dan lebih bersih
Sampah boleh menjejaskan kesihatan dan keselamatan. Jika dibiarkan bersepah, ia akan menjadi tumpuan haiwan pembawa penyakit seperti tikus dan gagak. Melalui kitar semula, kita dapat mengurangkan sampah yang dibuang dan seterusnya mengawal penyakit daripada merebak.

Kitar semula untuk mengurangkan pencemaran
Longgokan bahan buangan di dalam tong sampah, lori atau tapak pelupusan sampah merupakan salah satu punca pencemaran dalam iklim tropika. Amalan mengitar semula dapat mengurangkan ancaman alam sekitar seperti pencemaran air bawah tanah dan udara.

Kitar semula untuk menjimatkan kos
Dalam jangka panjang, mengitar semula adalah lebih menjimatkan berbanding dengan usaha menyelenggara tapak pelupusan sampah atau sistem yang lain. Apabila program kitar semula bertambah cekap, sampah yang perlu dilupus akan semakin berkurangan. Ini seterusnya akan memanfaatkan anda kerana caj untuk pelupusan sampah akan dikurangkan.

Kitar semula untuk menjimatkan sumber kita
Ramai yang tidak sedar bahawa kita sebenarnya membuang sumber yang amat bernilai. Tahukah anda Malaysia mengimport lebih daripada 25,000 tan kertas buangan setiap bulan untuk menghasilkan produk kertas bagi menampung permintaan tempatan? Kita juga mengimport bahan baungan lain untuk industri pengeluaran yang lain.

Kitar semula untuk menjimatkan tenaga
Tenaga yang dapat dijimatkan untuk mengitar semula satu tin aluminium adalah bersamaan dengan tenaga yang digunakan untuk memasang TV selama 3 jam. Mengitar semula kaca menurunkan suhu lebur untuk kaca baru sambil menjimatkan sehingga 32% tenaga yang diperlukan untuk pengeluaran kaca.

Kitar semula untuk menyelamatkan hutan
Untuk menghasilkan satu tan kertas, sebanyak 17 pohon pokok terpaksa ditebang. Mengitar semula kertas akan mengurangkan bilangan pokok yang perlu ditebang. Kita perlu memelihara hutan kerana ia merupakan paru-paru yang memberi kita oksigen dan udara bersih.


APA YANG BOLEH DI KITAR SEMULA
Terdapat 4 jenis item yang disarankan kepada orang ramai untuk dikitar semula. Item-item tersebut adalah plastik, kertas, aluminium dan kaca.


KACA
Semua jenis kaca termasuklah botol minuman, bekas makanan, botol vitamin dan bekas kosmetik.

Bagaimana kaca di kitar semula?
• Kaca akan diasingkan mengikut warna. Apabila kaca dicairkan, warna asalnya masih kekal bermakna kaca hijau akan kekal menjadi kaca hijau, kaca coklat akan kekal dengan kaca coklat, dan kaca yang jernih akan kekal menjadi kaca jernih

• Setelah kaca-kaca diasingkan mengikut warna dan dibersihkan, ia akan dihancurkan dan ditambah dengan sedikit bahan mentah yang lain untuk dijadikan kaca yang baru. Campuran tersebut akan dipanaskan sehingga cair dan akan membentuk sejenis cecair. Kaca yang masih panas akan dibentuk untuk dijadikan botol.

• Hasil yang terbentuk akan disejukkan dan diperiksa dari sebarang keretakan/kecacatan. Proses terakhir ialah kaca-kaca yang sudah siap akan dihantar ke syarikat-syarikat atau kilang-kilang di mana kaca ini akan diisi dengan makanan dan minuman.

Kelebihan gelas
Boleh dikitar semula 100% - boleh dikitar semula misalnya. Botol jem boleh dikitar semula hari ini menjadi botol jus pada bulan hadapan, kemudian menjadi botol susu hingga seterusnya.


ALUMINIUM
Semua jenis barang yang diperbuat daripada aluminium seperti tin-tin minuman boleh dikitar semula.

• Aluminium terpakai yang telah dikumpul, diasingkan lalu direnyukkan untuk diangkut ke pusat kitar semula.

• Aluminium terpakai kemudian dilebur untuk menyingkirkan bendasing.

• Tin-tin aluminium terpakai kemudiannya digunakan untuk menghasilkan tin-tin yang baru. Kitaran semula aluminium menjimatkan banyak tenaga berbanding memproses kitar semula barangan lain seperti kertas.



KERTAS
Semua jenis kertas sama ada yang berwarna ataupun yang tidak berwarna, seperti suratkhabar lama, majalah lama, buku, katalog, risalah, kalendar, kad, sampul surat dan kotak boleh dikitar semula.

• Surat khabar lama dan majalah-majalah usang yang telah dikumpul dari seluruh negara akan dibawa ke kilang memproses kertas terpakai.

• Kertas-kertas yang dikumpulkan tadi dihantar ke tempat pemprosesan di mana pada mulanya proses mencampurkan air dengan bahan kimia akan dilaksanakan untuk membantu dalam proses penghancuran sebelum dibersihkan daripada kotoran yang nyata. Kertas yang dihancurkan tadi dinyahkan dakwat yang terkandung di dalamnya, sebelum menjalani proses pembersihan selanjutnya, proses penapisan dan pencerahan.

• Kemudian, hasil yang diperolehi daripada proses di atas dicampurkan dengan air lalu dipamkan ke bahagian hujung basah mesin membuat kertas. Kertas kemudiannya diratakan oleh mesin pelembut kertas sebelum digulung menjadi satu gulungan kertas yang besar.

• Gulungan kertas tadi kemudiannya dipotong mengikut pelbagai saiz, bergantung kepada kehendak pelanggan



PLASTIK
Beg-beg membeli belah plastik, beg plastik dari supermarkat, botol minuman plastik, botol air mineral dan bekas makanan yang diperbuat daripada plastik boleh diproses untuk dikitar semula.

Bagaimana plastik di kitar semula?
• Plastik-plastik yang boleh dikitarsemula, ini seterusnya diasingkan mengikut kategori.

• Kitar semula plastik ini adalah satu perkara yang paling mudah dan ringkas. Plastik akan dipisah-pisahkan sehingga menjadi serpihan halus yang bersaiz lebih kurang 1 sentimeter. Kemudian ia dicuci untuk membuang segala kotoran. Serpihan yang telah dibersihan itu tadi akan dikeringkan melalui saluran udara panas.

• Serpihan-serpihan plastik kemudiannya dibungkus untuk dijual (dalam bentuk serpihan) ataupun akan dijadikan bahan-bahan baru.

Pelbagai bentuk Plastik
Terdapat berbagai jenis plastik boleh didapati. Ia mesti diasingkan sebelum dikitar semula kerana setiap plastik cair pada suhu yang berbeza. Industri plastik sendiri telah mewujudkan kod identifikasi bagi melabel pelbagai jenis plastik yang berbeza. Antara jenis-jenis plastik ialah

• Type 1 - Polyethylene Terephthalate (PET)
Kegunaan : Botol minuman ringan dan mineral. Jenis yang paling banyak dkitar semula. Kebanyakan pusat kitar semula memerlukan anda mengasingkan penutupnya dan meleperkan botol tersebut.

• Type 2 - High Density Polyethylene (HDPE)
Kegunaan : Botol detergen dan minyak masak, beg runcit serta mainan plastik

• Type 3 - Vinyl/Polyvinyl Chloride
Kegunaan : Paip plastik, perabut luaran. Pusat kitar semula jarang mengambil bahan ini untuk dikitar semula

• Type 4 - Low Density Polyethylene (LDPE)
Kegunaan : Beg plastik, pelapik tin, bekas pengisi makanan. Jarang di gunakan

• Type 5 - Polypropylene (PP)
Kegunaan : Penutup plastik, penyedut air minuman, pembalut makanan, permaidani. Jarang dikitar semula. Biasa nya di tanam di tapak pelupusan.

• Type 6 - Polystyrene (PS)
Kegunaan : Palet pembungkus, cawan polystyrene. Kebanyakan stor perkapalan/pembungkusan akan menerima bahan ini untuk digunakan semula.

• Type 7 - Lain-lain
Kegunaan : Sesetengah jenis pengisi makanan dan tupperware.


Terdapat berbagai cara untuk kita mengurangkan kadar pengeluaran bahan-bahan plastik yang tidak diperlukan. Di sini disertakan beberapa contoh:

• Elak/Kurangkan
Apabila anda membeli barang keperluan, bawalah beg anda sendiri. Jika perlu, pilihlah beg kertas bagi menggantikan beg plastik.

• Guna Semula
Jangan buang beg plastik yang terdapat di rumah anda. Simpan beg ini kerana ia boleh di guna semula.

• Kitar Semula
Jangan buang bahan-bahan plastik kerana ada sesetengah bahan plastik yang boleh dikitar semula. Bahan-bahan permainan daripada plastik yang tidajk boleh digunakan lagi boleh didermakan kepada rumah-rumah kebajikan. Ini adalah sebahagian dari cetusan idea bagaimana kita boleh menguruskan bahan-bahan plastik. Jika anda mempunyai cadangan/idea berkaitan isu ini, kami mengalukan-alukannya dari anda.


APA YANG TIDAK BOLEH DIKITAR SEMULA

Kertas
• Kotak pizza atau apa-apa yang disaluti dengan minyak/bekas makanan

• Pinggan kertas

• Tisu muka

• Kertas carbon

• Lampin

• Buku berkulit tebal

• Kotak susu

• Kertas disaluti lilin/plastik

• Bekas makanan beku

• Tuala kertas


Aluminium
• Tin aerosol

• Tin cat

• Penggantung baju

• Bahan perubatan

• Penapis minyak


Kaca
• Gelas minum

• Kaca tingkap

• Cermin Mentol

• Kaca tingkap yang pecah dan cermin kereta.

• Kaca tahan suhu tinggi - Pyrex, Corning Ware, Vision Ware

• Botol legap putih

• Kaca yang digunakan di makmal atau hospital untuk kajian dan perubatan.

• Cermin tingkap, Mentol, Cermin muka, pinggan mangkuk yang pecah, kaca untuk ketuhar, gelas minuman, kaca kristal, seramik dan tiub lampu berwarna.


Plastik
• Bahan plastik yang bukannya botol seperti bekas yogurt dan bekas marjarin

• Bekas makanan yang dibuat dari plastik

• Botol plastik yang ada sisa minyak, racun serangga atau bahan-bahan beracun


Styrofoam


Lain-lain
• Bahan letupan

• Asbestos

• Lampu kalimantang

• Bateri

• Bahan perubatan

• Bahan-bahan radioaktif

Machinery

http://anekamesin.com/wp-content/uploads/2010/06/conveyor.jpgSpesifikasi :
Dimensi : 400 x 80 x 100 cm
Support : sliding bed
Frame : Unp 200
Rangka : Unp 80, besi kotak 4 x 6 cm
Roller : gravity d 60 x 800 mm, shaft D 12 mm
Pulleys : drive 6″ x 800 mm, C/w rubber lagging, tail D 5″ x 800 mm, C/W take up bearing
Belting : rubber belt NN -100 x 2 ply x (w) 600 mm
Panjang : 4 mtr
Drive : diesel rrc 7 hp

Ahad, 20 Jun 2010

TAWHEED WATCH

AHAD

ABJAD JABAT KILAT [ASLI]
MALAYSIA
P.K.2090



ABJAD INTERNATIONAL
INTERNATIONAL ABJADSTART THINKING BIG!
PANDANG GLOBAL BERGERAK SATU UMAT!


GERAK ITU ALAMATNYA HIDUP,DAN DIAM ITU ALAMATNYA MATI
MAJU PUJI UNDUR KEJI

SERUAN

Wahai saudara-saudara kaum muslimin muslimat mukminin mukminat, kecil besar,tua muda, berpangkat atau awam, ahli-ahli ilmu, ahli-ahli jampian, ahli-ahli aurad, ahlli-ahli pertapaan, ahli-ahli uzlah, ahli-ahli tarikat, ahli-ahli hikmat kebathinan, ahli-ahli hulubalang, ahli-ahli langkahan jasmani,...marilah sama-sama kita kembali ke hadhrat Allah, marilah kita sama-sama mentauhidkan Zat Allah, Sifat Allah, Asma’ Allah dan Af’al Allah serentak melalui lidah, anggota dan hati di semua tempat, semua waktu dan semua masa.

Gerak alamat hidup, diam alamat mati. Oleh itu bergerak oleh sekalian kamu hulubalang Allah, seumpama mereka mereka yang kuat, gagah dan teguh selama-lamanya di dunia dan di akhirat walau menghadapi seribu satu ujian, seribu satu bebenan, seribu satu bala,dihalang seribu satu halangan dan di cabar seribu satu cabaran.

”........pegang bara biar sampai jadi abu, alang-alang seluk perkasam biar sampai kepangkal lengan, mara terus mara jangan berundur ke belakang, mara puji berundur keji, bujur lalu melintang patah, tumbuh hilang berganti. Allahu’akhbar ! Allahu’akhbar! Allahu’akhbar.........!”

---------------------

Jampian Amalan Pusaka Khalifah Wali (Hizbu Harakiyah Ikhwan Ahli Sunnah Wal Jamaah) ABJAD SYATHARIAH TOK KENALI MAKKAH KELANTANI

Jabat 14
1. Titik yang pertama dijadikan Arruh ‘Ulum Azmi, Rasulullah, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa A.S.
2. Titik yang kedua dijadikan Arruh setiap Rasul, Nabi dan Jibril di atas
3. Titik yang ketiga dijadikan ruh Aulia’ yang sifat mereka seperti berikut;
a. Benar-benar ‘arif dengan Allah.
b. Sentisa di dalam keadaan taat.yang.
c. Menjauhi sesuatu menuju ke arah derhaka kepada Allah.
d. Tiada merasai keinginan sesuatu yang membawa kepada kelazatan kecuali
4. Titik yang keempat dijadikan ruh Siddiq yang menuju ke arah menjadi Syeikh yang boleh memandang ke arah batin murid yakni kehendak murid didalam hatinya.
5. Titik yang kelima dijadikan Ruhul Uzlah yang berupa di dalam keadaan latihan bagi menuju ke arah peringkat Syeikh.
6. Titik yang keenam dijadikan ruh ’Abid yang boleh berjangkit kepada masyarakat untuk menuju ke arah kehebatan yang sebenar.
7. Titik yang ketujuh dijadkan ruh Mukmin yang merupakan membawa untuk menuju ke arah pengakuan yang sebenar dan Kamil di dalam hati yakni fuad.
8. Titik yang kelapan dijadikan ruh Islam yang merupakan kesanggupan untuk melahirkan kepada masyarakat terhadap syariat Allah dan RasulNya yang diistilahkan jantung yakni Qalbu.
9. Titik yang kesembilan dijadikan ruh kafir yang berartikata perkataan yang luas.
10. Titik yang kesepuluh dijadikan matahari, bulan dan bintang untuk menyusun kebaikan dan panduan keseluruhan seisi bumi dengan secara beradat.
11. Titik yang kesebelas dijadikan binatang tyang merupakan untuk menafaat dan pemikiran yang mendorong kepada kepatuhan terhadap peraturan Allah.
12. Titik yang kedua belas dijadikan tumbuhan untuk menafaat dan pemikiran yang melogikkan kehidupan yang sempurna.
13. Titik yang ketiga belas dijadikan bumi yang merupakan kesanggupan untuk menanggung sesuatu yang ditugaskan kepadaNya.
14. . Titik yang keempat belas dijadikan bukit yang merupakan tidak berganjak kepada apa sesuatu yang diperintahkan kepadaNy

-------------------

Jabat
Dari Syaahil Hamid Ramadhan
Antara Jabat2 yang di ketahui dan tidak di ketahui sebanyak bilangan Surah Di dalam Al Qur'an dan ibu kepada sekalian jabat ialah surah Al Fatihah kerana ia wajib dibaca dan dijaga oleh setiap mukallaf, manakala Ibu kepada jabat pula ialah kifiat adab atau bi kaa na maa kaana, wabi yakun na maa yakun atau titik pada menyatakan Ba' (Rujuk Kitab masalah 1000 atau kitab jawahirul mauhub karangan syeikh wan ali kutan) Namun untuk mendapatkan ini semua ialah berada pada kuncinya pulak iaitu menerima baiah 2 kalimah syahadah serentak memfardhukan agama Islam keatas diri di atas sekalian maknanya dan juzuk2 nya sebagai tapak asas di dalam menerima kebenaran dan memenifistasikan kebenaran yang dikurniakan Allah s.n.w melalui lidah, anggota dan Hati RasulNya Muhammad s.a.w. Wallhu Taala a'lam.

Ahad, 9 Mei 2010

MENJAGA URUSAN BATIN

MENJAGA URUSAN BATIN
Posted by ABJAD MALAYSIA on January 18, 2010 at 2:39am
Send Message View ABJAD MALAYSIA's blog
(Kisah Orang-Orang Soleh)

Sekumpulan ulama Feqah mendengar khabar terdapat seorang guru yang alim di sebuah kampung terpencil. Sebenarnya, tuan guru berkenaan akan guru makrifat lagi kasyaf.

Lalu sepakatlah pada suatu hari, kumpulan fuqaha’ untuk menziarahinya kerana ingin mendapat berkat dan ingin mengetahui sejauh manakan kealiman tuan guru ini. Sesampainya di sana, mereka diperlawa masuk dan disambut dengan gembira oleh tuan guru tersebut.

Apabila masuk waktu solat, maka kesemua orang berkumpul di masjid untuk mengerjakan solat berjemaah. Tuan guru itu menjadi imam dan orang-orang lain termasuk rombongan Fuqaha’menjadi makmum.

Apabila tuan guru itu membaca Fatihah dan surah, timbullah keraguan di hati beberapa orang ahli rombongan Fuqaha’ kerana tuan guru itu tidak fasih dalam menyebutkan huruf-huruf Al-Qurán.

“Katanya alim, tetapi baca Al-Qurán pun tak betul.” Begitulah yang terlintas di hati sesetengah ahli feqah itu.

Apabila tiba waktu malam, mereka tidur di tempat tuan guru itu. Dengan takdir Allah SWT, kesemua ahli feqah itu ihtilam (bermimpi sehingga mengeluarkan air mani), maka junublah kesemuanya. Maka pada malam itu juga, mereka keluar untuk mandi junub di sebuah kolam. Mereka menanggalkan pakaian masing-masing dan dilonggokkan di suatu tempat, lalu turun ke dalam kolam yang sejuk itu.

Tiba-tiba muncul seekor singa menghampiri koma lalu duduk di tempat longgokan pakaian mereka. Mereka sangat terkejut dan takut. Malangnya singa itu tidak mahu berganjak dari tempatnya. Akibatnya, mereka terus berendam dalam air kerana takutkan singa tersebut walaupun gementar kerana sejuk.

Kemudian datanglah tuan guru ke tepi kolam melihat keadaan mereka. Seolah-olah beliau mengetahui ada yang tidak kena kepada tetamunya itu.

“Masya Allah, baju kamu ditunggu singa.” Kata tuan guru seraya menghampiri singa itu dan dipegangnya dan ditarik telingan singa berkenaan dan berkata : “Aku cakap jangan ganggu tetamuku. Faham!”

Maka larilah singa itu sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Semua tetamu Fuqaha’ yang sudah kesejukan pun naik dan memakai pakaian masing-masing. Mereka kagum akan kekeramatan tuan guru berkenaan.

“Engkau asyik menyibuk dengan urusan zahir sahaja sehingga engkau takutkan singa itu. Sedangkan aku sibuk engan memperbetulkan urusan batin, sehingga singa itu takut kepadaku.” Kata tuan guru itu.

Mendengarkan kenyataan itu, mereka semua tertunduk malu kerana disindir oleh tuan guru berkenaan yang kasyaf dan mengetahui apa yang terlintas di hati fuqaha’ semasa solat berjemaah tadi. Mereka pun memohon maaf kepada tuan guru berkenaan dan mengaku apa yang terkandung di hati masing-masing.

Wallahu-a’lam bissawwab....

WALI WAFAT DI HADAPAN PARA WALI

WALI WAFAT DI HADAPAN PARA WALI
Posted by ABJAD MALAYSIA on January 18, 2010 at 2:38am
Send Message View ABJAD MALAYSIA's blog
(Pengalaman Soleh Al-Mari)

Ada seorang wali Allah bernama Abu Jahir telah keluar dari negerinya dan tinggal di sebuah tempat yang jauh dari kampung asal bersama isteri dan keluarganya yang lain. Di tempat baru ini, dia telah mendirikan sebuah masji dan beribadah di situ dengan tekun dan tenang. Beliau sentiasa dikunjungi oleh orang yang ingin belajar dan mendalami jalan menuju Allah SWT.

Pada suatu hari seorang wali Allah yang lain bernama Soleh Al-Mari berazam untuk menziarahi Abu Jahir untuk mendapatkan barakah dari beliau. Maka pada hari yang telah ditetapkan, berangkatlah Soleh menuju negeri tempat tinggalnya Abu Jahir. Di tengah perjalanan, beliau bertemu dengan Muhammad bin Wasi’, kenalannya yang juga seorang Wali Allah.

“Assalaamuálaikum.” kata Soleh.

“Waálaikumussalaam warahmatuLlah” jawab Muhammad bin Wasi’

Kedua wali Allah ini pun berpelukan sambil bertanyakan khabar masing-masing dan berbual mengenai masalah kesufian.

“Engkau hendak pergi ke mana?” tanya Muhammad.

“Aku hendak menziarahi rumah Abu Jahir”

“Ke rumah Abu Jahir?”

“Ya, betul”

“Masya Allah, aku juga hendak pergi bersama.”

Kedua-duanya pun berangkat menuju ke tempat tinggal Abu Jahir dan setelah berjalan beberapa batu, mereka bertemu dengan seorang lagi Wali Allah bernama Hubaibul Ajami. Mereka bersalaman dan bertanyakan khabar.

“Hendak ke mana anda berdua ini?” tanya Hubaibul Ajami.

“Kami hendak menziarahi rumah Abu Jahir”

“Aku juga dalam perjalanan ke sana”

“Kalau begitu eloklah kita pergi bersama”

Mereka meneruskan perjalanan dalam keadaan yang sungguh menggembirakan kerana bilangan mereka semakin ramai. Setelah sampai di suatu tempat, tiba-tiba mereka berjumpa dengan Malik bin Dinar, seorang wali Allah yang masyhur. Mereka bersalaman.

“Hendak pergi ke manakah kamu ini?” tanya Malik bin Dinar.

“Kami hendak menziarahi rumah Abu Jahir”

“Subhanallah, aku juga sedang menuju ke sana.”

“Kalau begitu, kita pergi bersama.”

Sekarang mereka menjadi berempat dengan tujuan yang sama. Dengan kuasa Allah SWT, di tengah perjalanan, mereka berjumpa seorang lagi rakan Wali Allah yang bernama Thabit Al-Bannani. Mereka pun bersalaman dan saling bertanyakan khabar.

“Kamu hendak ke mana?” tanya Thabit.

“Kami hendak menziarahi rumah Abu Jahir”

“Masya Allah, saya juga akan ke sana.”

“Kalau begitu, kita pergi bersama.”

“Segala puji-pujian bagi Allah sWT yang telah mengumpulkan kita dan pergi bersama-sama walaupun tanpa perjanjian” kata Thabit Al-Bannani

Berjalanlah kelima-lima Wali Allah berkenaan menuju rumah Abu Jahir. Sepanjang perjalanan, mereka tidak putus-putus memuji dan bersyukur ke hadhirat Allah SWT justeru mengurniakan peluang berjalan bersama menuju ke rumah WaliNya. Tidak satu pun ucapan yang keluar dari mulut mereka melainkan perkataan yang mendatangkan manfaat.

Setelah berjalan beberapa lama, mereka singgah di suatu tempat untuk berehat dan solat.

“Marilah kita solat dua rakaat di sini, agar tempat ini ikut menjadi saksi esok di hari Kiamat di hadapan Allah Azza Wajalla” kata Thabit Al-Bannani

“Satu cadangan yang baik” sahut yang lain.

Lalu mereka mengerjakan solat bersama-sama dengan penuh khusyuk dan tawadduk. Setelah menunaikan solat, mereka berdoa untuk kepentingan umat Islam sekeliannya untuk di dunia dan di akhirat. Kemudian mereka meneruskan perjalanan dan akhirnya tiba di rumah Abu Jahir.

Terasa kedamaian pada mereka apabila terpandang rumah dan masjid yang didirikan oleh Abu Jahir. Namun mereka tidak terburu-buru mengetuk pintu atau minta izin untuk masuk demi menjaga peradaban Wali Allah. Mereka pun duduk di masjid menunggu Abu Jahir keluar untuk solat. Tidak berapa lama kemudia, waktu Zohor pun masuk. Maka keluarlah Abu Jahir tanpa bercakap apa-apa sebaliknya terus masuk ke masjid, berazan, iqamah dan solat. Kelima-lima tetamunya yang mulia itu solat berjemaah berimamkan Abu Jahir.

Selepas solat, barulah mereka menemui Abu Jahir satu persatu. Mula-mula sekali Muhammad bin Wasi’.

“Assalaamuálaikum” kata Muhammad

“Waálaikumussalaam” jawab Abu Jahir disambung dengan pertanyaan “Anda ini siapa?”

“Saya saudaramu Muhammad bin Wasi’ “

“O...Kalau begitu andalah orang Basrah yang terkenal paling bagus solatnya itu kan?”

Muhammad diam tanpa berkata apa-apa.

Kemudian, Thabit Al-Bannani maju ke hadapan.

“Siapakah anda ini?” tanya Abu Jahir

“Saya saudaramu Thabit Al-Bannani”

“O...Kalau begitu kamu yang dikatakan sebagai orang Basrah yang paling banyak solatnya itu kan?” Tanya Abu Zahir.

Thabit juga diam tanpa berkata apa-apa.

Tiba pula giliran Malik bin Dinar.

“Siapakah anda ini?” tanya Abu Jahir

“Saya saudaramu Malik bin Dinar” jawabnya.

“Masya Allah, jadi kamulah yang termasyhur sebagai orang yang paling zuhud di kalangan penduduk Basrah, bukan?”

Malik juga tidak berkata apa-apa. Kemudian Hubaib Al-Ajami menemui Abu Jahir.

“Anda ini siapa?” tanya Abu Jahir

“Saya adalah saudaramu Hubaib Al-Ajami”

“Masya Allah, kalau begitu andalah yang terkenal di kalangan penduduk Basrah sebagai orang yang mustajab doanya” kata Abu Jahir

Seperti yang lain, Hubaib mendiamkan diri. Akhirnya tiba giliran Soleh Al-Mari maju ke hadapan untuk memperkenalkan dirinya.

“Anda pula siapa?” tanya Abu Jahir.

“Saya saudaramu Soleh Al-Mari” jawabnya.

“Subhanallah, kalau begitu andalah yang terkenal di kalangan penduduk Basrah sebagai qari yang fasih dan bagus suaranya.”

Soleh juga tidak mengeluarkan apa-apa komen.

Abu Jahir bertafakur sebentar seperti mengenangkan sesuatu.

“Aku sebenarnya sangat rindu dan ingin mendengar suaramu wahai saudaraku” kata Abu Jahir. “Oleh itu, aku suka engkau bacakan empat atau lima ayat Al-Qurán kerana aku ingin sangat mendengarnya.”

Soleh memenui permintaannya lalu dia membuka Al-Qurán dan membaca Surah Al-Furqan : Ayat 22 yang bermaksud :

“Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada khabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata “Hijraan mahjuuraa” Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu debu yang berterbangan”

Sebaik sahaja mendengar bacaan ‘debu yang berterbangan’, Abu Jahir berteriak kuat sehingga pengsan disebabkan rasa ketakutan yang teramat sangat kepada Allah SWT. Apabila beliau sedar dari pengsannya, dia berkata “Sila ulangi pembacaan ayat tadi”

Soleh mengulangi bacannya dan apabila sampai kepada “Debu yang berterbangan”, sekali lagi Abu Jahir berteriak sehingga rebah di tempat sujud dan wafat ketika itu juga.

Soleh dan teman-teman Wali Allah nya sangat terharu menyaksikan kewafatan Abu Jahir yang mengkagumkan itu. Beliau wafat dalam keadaan amat ketakutan mendengar Kalam Ilahi. Tidak lama kemudian, isteri Abu Jahir muncul.

“Siapakah kalian ini?” tanya isteri Abu Jahir.

“Kami datang dari Basrah. Yang ini Malik bin Dinar, Hubaib Al-Ajami, Muhammad bin Wasi’, Thabit Al-Bannani dan saya adalah Soleh Al-Mari” jawab Soleh mewakili para aulia sahabatnya itu.

Tiba-tiba perempuan itu berkata “Innaa lillaahiwainnaa ilaihi raajiúun...kalau begitu Abu Jahir telah wafat”

Soleh dan rakan-rakan wali Allah nya merasa hairan terhadap perempuan itu, kerana dia telah memastikan kematian suaminya, padahal dia belum menyaksikannya dan mereka juga belum memberitahunya apa yang telah terjadi.

“Dari mana puan tahu bahawa Abu Jahir telah wafat?” tanya mereka kehairanan.

“Saya telah banyak kali mendengar doanya di mana beliau sering mengucapkan “Ya Allah, kumpulkanlah para Aulia-Mu pada saat ajalku” dan perempuan itu menyambung “Jadi, tidaklah kamu berkumpul di sini sekarang ini melainkan Abu Jahir telah wafat”

Rupa-rupanya doa Abu Jahir telah dimakbulkan Allah SWT.

Maka para Aulia itu pun menguruskan mayatnya dari memandikan, mengkafankan, menyembahyangkan sehinggalah menguburkan.

Maha Suci Allah, yang telah mewafatkan hambaNya yang mulia dan diuruskan oleh tangan-tangan yang mulia pula. Semoga kita dikumpulkan oleh Allah SWT dalam golongan orang yang baik-baik dan mati syahid..Amin Ya Rabbal Aa’lamiin.

Wallahu-a’lam bissawwab....

Sumbangan : Webmaster, Petikan/Rumusan Kembali dari :
‘Kisah Wali-Wali Allah’

Karangan Syaikul Imam Abdullah bin Asad Ali bin Sulaiman bin Fallah Al-Yafii, AlYamany Asy-Shafii

MAJLIS WALI-WALI ALLAH

MAJLIS WALI-WALI ALLAH
Posted by ABJAD MALAYSIA on January 18, 2010 at 2:51am
Send Message View ABJAD MALAYSIA's blog
(Pengalaman Sahl bin Abdullah)

Sahl bin Abdullah berkata bahawa pergaulan wali Allah dengan orang ramai itu adalah merupakan suatu kehinaan baginya, dan bila dia menyendiri dalam mengabdikan dirinya kepada Allah SWT adalah merupakan suatu kemuliaan dan penghormatan. Justeru itu, jarang kita melihat para wali Allah melainkan dia mengasingkan diri daripada pergaulan orang ramai.

Diceritakan bahawa ada seorang soleh yang tinggi maqamnya di sisi Allah SWT sentiasa mengelak dari bercampur-baur dengan orang ramai. Dia selalunya dilihat menyendiri dengan pekerjaannya sendiri yang tidak mengganggu orang lain. Orang soleh itu sentiasa berhijrah dari satu tempat ke satu tempat yang lain untuk mengelakkan percampuran dengan orang ramai dan tidak banyak manusia yang mengenalinya.

Dalam pengembaraannya, akhirnya beliau sampai ke Kota Makkatul-Mukarramah. Di kota suci ini, beliau merasa begitu tenang dan damai sehinggalah bertahun lamanya serta dilihat seolah-olah tidak begitu berminat untuk kembali ke kampung halamannya. Silih berganti orang yang mengenalinya datang ke Makkah, beliau tetap tinggal di kota suci berkenaan.

“Engkau sudah lama betul tinggal di Makkah.” kata Sahl kepada orang soleh berkenaan pada suatu hari.

“Bagaimana aku tidak tinggal lama di Makkah, sedangkan aku tidak menjumpai sebarang negeri yang lebih baik daripadanya.” Jawab orang soleh itu.

Kemudian dia menceritakan bahawa tidak ada satu kota pun di dunia ini yang paling banyak dituruni rahmat dan berkat selain dari kota Makkah. Di kota ini juga, para malaikat turun naik setiap pagi dan petang tanpa henti. Apabila serombongan mereka naik, datang pula rombongan yang lain, sehingga Ka’bah tidak pernah sepi dari malaikat bertawaf. Orang soleh itu juga melihat keajaiban yang besar, yakni para malaikat yang bertawaf di sekeliling Ka’bah dalam berbagai rupa tiada putus-putusnya.

“Tetapi sekiranya aku ceritakan apa yang ku saksikan ini kepada orang yang cetek akalnya, tentu mereka tidak akan percaya.” Kata orang soleh itu.

Dia berkata demikian kerana khuatir Sahl tidak mempercayai suatu perkara yang luar biasa pernah disaksikannya dan jarang dapat dilihat oleh orang awam kecuali diizinkan Allah SWT menerusi kasyaf.

“Tidak, demi Allah. Aku harap engkau ceritakan apa yang telah engkau lihat kepadaku” pinta Sahl.

Orang soleh itu pun menceritakan bahawa kesemua wali Allah dari seluruh dunia yang sah kewaliannya, hadir di Kota Suci Makkah khususnya di sekitar Ka’bah setiap malam Jumaat. Mereka datang tepat pada waktunya dan tidak ada yang terlambat, dan berhimpun di sekitar Ka’bah dalam kumpulan yang besar.

Oleh kerana itulah, orang soleh itu tetap seronok tinggal di Makkah kerana ingin bertemu dengan para wali Allah. Katanya, dia pernah bertemu dengan seorang wali bernama Alqasim Aljaili yang datang ke Makkah sedang di tangannya masih terdapat sisa-sisa makanan yang belum dibasuh.

“Rupanya engkau baru sahaja selesai makan.” kata orang soleh berkenaan.

“Astaghfirullah, tidak. Aku sudah seminggu lamanya tidak makan.”

“Tapi tanganmu itu penuh dengan sisa-sisa makanan, kenapa?”

“Oh! Ini...Sebetulnya aku baru sahaja selesai menyuap ibuku, lalu aku terus pergi dengan cepat kerana khuatir tertinggal solat jemaah Subuh” jawab Alqasim.

Demikianlah keadaan wali Allah. Mereka dapat pergi ke mana-mana tujuan dalam waktu yang singkat. Jarak antara Ka’bah dengan tempat asal wali berkenaan adalah kira-kira 900 farsakh (7200 km) Dapatkah akal kita memikirkan perkara berkenaan? Namun, dengan kuasa Allah SWT, Dia dapat membawa waliNya ke mana sahaja dalam masa sekelip mata.

Di antara keajaiban-keajaiban lain yang dilihat oleh orang yang diberikan kurniaan kasyaf oleh Allah SWT ketika berada di Makkah, antaranya :-

a. Sebahagian orang melihat terdapat ramai malaikat, para Rasul/Anbia dan Aulia di sekitar Ka’bah terutamanya pada malam Jumaat, Isnin dan Khamis. Disebutkan juga bahawa setiap jemaah itu menempati tempatnya masing-masing yang telah ditentukan di sekitar Ka’bah. Setiap para Rasul/Anbia duduk bersama umat masing-masing, ahli bait/kaum kerabat/keluarga serta para sahabat. Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW sendiri dilihat duduk sambil dikelilingi oleh para Aulia yang tersangat banyak jumlahnya. Sedangkan para Rasul/Anbia lainnya tidak ada yang dikelilingi oleh umat seramai itu.

b. Disebutkan pula bahawa Nabi Allah Ibrahim a.s. dikerumuni oleh cucunda-cucundanya. Mereka berkumpul di pintu Ka’bah berhampiran makam Ibrahim. Nabi Musa a.s. dan jemaah para Nabi lainnya duduk di antara dua Rukun Yamani. Nabi Isa a.s. bersama pengikutnya duduk dekat Hijir. Jemaah para malaikat duduk dekat Hajatul Aswad.

c. Ada pula yang melihat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW memakai mahkota. Disebutkan pula bahawa Nabi Ibrahim dan Nabi Isa alaihimussolaatuwassalaam adalah para Nabi yang paling menyintai umat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW serta paling gembira akan keutamaan Baginda SAW.

Wallahu-a’lam bissawwab....

Sumbangan : Webmaster, Petikan/Rumusan Kembali dari :
‘Kisah Wali-Wali Allah’

Karangan Syaikul Imam Abdullah bin Asad Ali bin Sulaiman bin Fallah Al-Yafii, AlYamany Asy-Shafii

Ilmiah Sumber

shahadatain
---------------
--------------

Sebelum kita mengajak manusia kembali kepada shahadatain, kita perlu mengetahui terlebih dahulu

a) Fardhu, Kesempurnaan, Rukun, Sah, Batal
b) Iman, Islam dan Ihsan

Dan selepas kita benar-benar berjaya memahaminya sekadar kemampuan terbaik (lepas ditalkinkan) - barulah kita boleh memulakan gerakan untuk menyebarkan Shahadatain. Ini adalah langkah sulong - banyak lagi langkah lain yang perlu diikuti.

InsyaAllah Pok Nik yang dhaif ini akan cuba menyambung topik ini.
--------------------------------------------
Di zaman ini, bukanlah satu perkara yang mudah untuk menceritakan mengenai Rukun Pertama ini kerana terlalu ramai manusia yang beranggapan, jika dia lahir dalam Islam maka Islamlah dia. Walhal telah ramai orang yang tahu bahawa Islam ini bukanlah bersifat dari 'baka' dan 'keturunan'

Islam bukan diwariskan kepada anak tetapi Islam diwariskan kepada umat.

Islam bukanlah seperti naiknya putera raja-raja menggantikan ayahandanya.

Anakanda kepada Sultan Aulia Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir Jilani pun pernah gagal dalam menyampaikan syarah di mimbar apabila dia beranggapan bahawa dia adalah anak seorang wali Allah yang besar dan sudah pasti dia akan dapat menyampaikan syarah sebaik ayahandanya.

Kerja Dakwah
-------------
-------------

Untuk menjalankan kerja-kerja dakwah, adalah sebaiknya kita mempelajari Islam secara mendalam. Namun, tidak mungkin kita akan dapat mempelajari kesemua bab - jadi kita buat apa yang termampu dan sekiranya terdapat mereka yang lebih berilmu - mintalah panduan dari mereka. (Pok Nik sendiri pun masih lemah dalam bab feqah, munakahat, jinayat dll - masih bertanyakan mereka yang lebih arif) Namun perlu diingatkan bahawa kita disarankan juga oleh Imam Ghazali Rahimahullah agar mempelajari apa yang kita praktikkan atau bakal dipraktikkan - contohnya, kita digalakkan belajar mengenai Rukun Haji apabila tiba masanya/hampir ketikanya untuk kita menunaikan Fardhu Haji. Bukan tak boleh atau salah untuk belajar sekarang - cuma dikhuatiri kita akan lupa kerana tidak ada tindakan susulan selepas itu.

Kenapa perlu mempelajari secara mendalam/sebaik mungkin? - bukannya apa - kalau setakat berdakwah kepada sesama Muslim di Malaysia, itu tidaklah menjadi masalah yang besar, tetapi bagaimana pula kalau kita berdakwah dengan bukan Islam (atau Muslim) yang mungkin tidak tahu berbahasa Malaysia? Kerana itulah, kita disarankan oleh Rasulullah S.A.W. mempelajari banyak bahasa. Di samping itu, kita perlu mengenal dan menghormati budaya, adat resam orang lain dll selagi tidak bertentangan dengan syariat. (Ibaratnya kita berjalan sambil tunduk di hadapan orang yang lebih tua yang sedang duduk - ini adalah budaya orang Melayu yang tidak ada dalam Sunnah, namun kerana niat kita untuk menghormati orang tua, maka kita diberikan pahala)

Mengenai bencana yang akan menimpa - tidaklah ada dalam pengetahuan saya. Cuma yang saya tahu dalam 2 keadaan :

a) berdakwah atau menyebarkan ilmu tanpa mengetahui kebenaran ilmu yang disampaikan (termasuk ajaran sesat)

atau

b) jika kita enggan berdakwah atau menyebarkan ilmu apabila keadaan memerlukan (tidak ada lagi orang yang lebih baik) maka ini merupakan satu dosa yang besar cuma.

Perkara bencana atau rahmat atau cubaan atau dugaan ini sukar untuk kita ramalkan kerana ini adalah dalam rahsiaNya.

Untuk berbicara masalah zindiq, kita perlu juga tahu mengenai pengertian kufur, fasiq, mulhid dan munafiq.

Tetapi untuk kali ini, izinkan saya memberikan definisi mengenai apa itu zindiq.

Zindiq yakni orang-orang yang berpura-pura masuk Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam.

Dalam sebuah riwayat, Imam Asy-Syafi'i pernah berkata "Tidak aku tinggalkan kota Baghdad melainkan di sini banyak orang-orang zindiq."

Seseorang Muslim juga kadangkala tanpa disedari boleh terperangkap dalam unsur zindiq. Umpamanya, mempelajari atau berkata-kata mengenai ilmu agama tanpa mengamalkannya atau mengambil (sebahagian) apa yang digemari sahaja dalam ajaran agama tetapi menolak (sebahagian) apa yang tidak disukainya.

Imam Malik رضي الله عنه berkata:

مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

Barangsiapa bertasawuf (berhakikat) dan tiada feqah maka dia zindiq, dan barangsiapa yang berfeqah tiada bertasawuf maka dia fasiq, dan barangsiapa yang menghimpun keduanya maka dia tahqiq. (Kitab sharh ‘ain al-ilm wa zain al-Hilm; Mulla Ali Qari)

Sultanul Auliya’ Shaikh Abdul Qadir al-Jilani رضي الله عنه berkata (Dalam Fathur Rabbani):

كل حقيقة لا تشهد لها الشريعة فهي زندقة. طِرْ إِلى الحق عز وجل بجناحي الكتاب والسنة، ادخل عليه ويدك في يد الرسول صلى الله عليه وسلم

Setiap haqiqat yang tidak disaksikan baginya dengan syariat, maka ia adalah zindiq. Terbanglah kepada al-Haq عز وجل dengan sayap al-Kitab dan as-Sunnah. Masuklah kepadaNya sedangkan tanganmu dalam gengaman tangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم .

ترك العبادات المفروضة زندقة. وارتكاب المحظورات معصية، لا تسقط الفرائض عن أحد في حال من الأحوال-الفتح الرباني للشيخ عبد القادر الجيلاني

Meninggalkan ibadat yang fardhu adalah zindiq. Melakukan perkara yang terlarang adalah maksiat. Tidak gugur akan kefardhuan daripada seseorang ketika ia berada di dalam satu hal di antara ahwalnya.

Contohnya :

Dalam hal solat -

Fiqihnya : Berdiri, rukuk, sujud dalam setiap bacaan dan perbuatan dalam shalat
Tauhidnya : Yakin dengan Allah Yang Maha Melihat (ini juga berkaitan dengan Ihsan)
Tasawufnya : Khusyuk, faham setiap bacaan dan rasa tadharuk dengan Allah.

Wallahu'alam


Darjat Iman Tidak Kira Siapa
----------------------------
----------------------------

Iman tidak mengenal tua dan muda - tidak kira samada kamu ahli baru ataupun lama" Ini bermakna, Iman adalah anugerah Allah SWT dan wajib kita pohon. Inilah juga doa yang paling utama Rasulullah SAW. Dan jika Allah SWT ingin memilih seseorang untuk dianugerahi imannya, Dia tidak terikat kepada ilmu, amal, wirid atau doa kita samada banyak atau sedikit. Dia Allah! dan Dia Maha Berkuasa untuk memilih sesiapa sahaja yang disukaiNya. Ini kerana sejarah telah menentukan bahawa orang-orang yang terpilih bukanlah semestinya mereka yang baik akhlaknya (pada peringkat awal) atau mereka yang kaya atau pun miskin. Malah mereka yang beragama lain pun, Allah SWT boleh mengubah hati mereka ke arah Islam dan mungkin menjadi seorang Ahlillah. Jadi, tempoh atau 'seniority' dalam Abjad bukanlah kayu pengukur ilmu atau darjat seseorang.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
--------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ [96.1] Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ [96.2] Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ [96.3] Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ [96.4] Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ [96.5] Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى [96.6] Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,

أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى [96.7] karena dia melihat dirinya serba cukup.

إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى [96.8] Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu).

أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى [96.9] Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,

عَبْدًا إِذَا صَلَّى [96.10] seorang hamba ketika dia mengerjakan salat,

أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى [96.11] bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,

أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى [96.12] atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى [96.13] Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?

أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى [96.14] Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?

كَلا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ [96.15] Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya,

نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ [96.16] (iaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.

فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ [96.17] Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),

سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ [96.18] kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,

كَلا لا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ [96.19] sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)

Kita semua telah maklum betapa teruknya bencana dan dugaan yang menimpa di sekeliling kita sehingga manusia kini sudah menyerah kalah kepada kehidupan dan godaan di sekitarnya. Kekalahan dan godaan ini pula menyebabkan lebih ramai orang berada dalam kepapaan, penderitaan, kesakitan, perceraian dan lain-lain.

Senario ini memberikan pula peluang kepada kejahatan berleluasa sehingga pelbagai jenayah dan maksiat berlaku umpamanya rogol, perzinaan, sumbang mahram, minum arak, makan riba, tikam no. ekor/loteri, membunuh manusia, mencuri, merompak dan lain-lain. Semuanya kini begitu senang dilakukan di mana sesetengahnya berharap sempatlah bertaubat sebelum mati atau bagi yang jahil memegang prinsip 'kubur sendri, sendiri jaga' .

Perbuatan menghina ulama, orang miskin, ibu tunggal, OKU dll atau mencerca/menghina orang yang tidak berdosa telah menjadi satu trend terkini manusia yang mengaku dirinya maju dan berpendidikan. Penghalalan perkara yang haram kini sudah menjadi permainan manusia. Apatah lagi pengharaman perkara yang halal menerusi fahaman-fahaman yang menyeleweng.

Selain itu, mengumpat, berbalahan, bertengkar, bergaduh, bertumbuk, mendatangkan kecederaan, mengugut, buli yang lemah, memfitnah, dengki mendengki, penderaan, kecurangan, dendam dll semakin kuat berlaku tidak mengira sahabat, saudara, jiran tetangga, ahli keluarga, suami/isteri, anak-anak dan lain-lain.

Manusia kini beriman pada satu waktu kepadaNya dan melupakanNya pula pada satu waktu yang lain.

Ada pula beriman semasa kesusahan melanda apabila diduga Allah SWT disebabkan kealpaan semasa kaya. Namun, berkat niat dan nazar untuk membantu sesiapa yang dalam kesusahan, Allah SWT menganugerahi dengan rezeki yang melimpah-ruah - akhirnya niat dan nazar entah ke mana, kemiskinan melanda kembali dan hiduplah golongan manusia ini miskin ilmu dan miskin harta.

Syahadah hanya ucapan bibir - Solat pun kelam kabut - bayar zakat fitrah dengan wang haram, puasa atau tak puasa sama sahaja, kalau nak tunai haji biarlah kaya dahulu.

Segolongan lagi apabila berdoa mengharap agar doa itu yang memberikan bekas dan 'memaksa-maksa' Allah SWT membantuNya, apabila nampak seperti tidak makbul (walaupun baru seminit berdoa) terus menjadi tidak sabar, cepat putus asa, habis orang dimarahinya dan akhirnya dengan sengaja menerjunkan diri mereka dalam kebinasaan.

Ada segolongan pula terus mencari dukun-dukun yang handal untuk mendapatkan wang, pangkat, harta dengan cara yang tidak betul atau lebih teruk lagi menggunakan khidmat ilmu sihir untuk mendapatkan apa yang diingininya.

Apabila berlaku penderitaan pada diri sendiri yang sememangnya zalim, terpancullah kata-kata biadap berikut :

"Ya Allah, kenapalah kau buat aku miskin, aku susah, aku sakit atau hidup kat dunia ini dengan penuh penderitaan?"

Kalau ada nampaknya seperti berbuat kebajikan - ianya dilakukan dengan takbur, riak dan perasaan ingin menunjuk-nunjuk. Ada yang boleh menghukum pula orang lain pemalas kerana tidak menjadi penderma sepertinya. Tidak kurang juga yang boleh menghukum dirinya sendiri telah mendapat tiket ke syurga kerana berbuat kebajikan dengan riak dan takbur. Terlalu ramai pula yang kononnya berbuat kebajikan, tetapi ada niat lain yang tersembunyi.

Al-Qur'an, Hadis, Ijmak dan Kias permainan lidah (kau salah, aku yang betul) malah ada yang menjadikan kalamullah sebagai bahan jualan dan perniagaan hanya berniat untuk menipu dan mendapatkan wang yang sedikit - tergamak pula untuk memberikan anak isteri makan dengan wang berkenaan.

Ilmu pengetahuan tidak mahu dituntut mungkin kerana dirinya cukup. Berhujjah tidak mahu mengalah - mengherdik orang-orang yang sabar tidak mahu menjawab.

Kemunafikan dan kefasikan termasuk menjatuhkan diri dalam penipuan juga menjadi-jadi terutamanya dalam memungkiri janji perniagaan, janji sedekah, janji nak menghadiahkan sejumlah wang pada orang yang mengharap, janji membantu orang lain dll.

Kesihan kepada mangsa penipuan. Duit simpanan habis begitu sahaja, makan minum tidak terjaga, perut kelaparan, anak isteri marah kepada suami/bapa kerana berjanji nak adakan perbelanjaan dan banyak lagi. Semuanya berlaku atas dasar kepercayaan kepada janji manis.

Kesyirikan dan unsur kekafiran kini menjadi buruan manusia!

Manusia kini lebih pentingkan diri sendiri dan menganggap manusia lain yang tidak sepertinya adalah 'manusia yang bodoh'.

"Biar aku senang, buat apa nak bagi orang lain senang?"

Jangankan manusia, binatang/haiwan, pokok rimbun yang tidak berdosa pun dibunuh tanpa rasa prihatin. Alam sekitar dirosakkan dan dimusnahkan. Nafsu syahwat serakah haiwan dipenuhi dan diberikan layanan yang sangat tinggi...iman terus dimusnahkan walaupun dalam keadaan sedar dan waras. Lepas itu pandai pula menyalahkan orang lain - malah Allah SWT pun berani dipersalahkan...alangkah bagusnya manusia sekarang ini.

Tidak payahlah saya berbicara secara lanjut. Cuma saya menyeru pada mereka dan diri saya sendiri yang masih ada sifat-sifat di atas, marilah kembali ke pangkal jalan - masa belum terlewat untuk anda mengubah hidup anda - untuk anda bertaubat - untuk anda mensyukuri nikmatnya tidak kira kecil ataupun besar. Jika kekurangan ilmu, belajarlah. Jika tak kenal guru yang betul, mohonlah kepada Allah petunjuk. Wujudkanlah kasih sayang sesama manusia - belas kesihanlah sesama manusia - wujudkanlah kesabaran dalam diri kita - kuatkanlah usaha kita, yang sudah tu sudahlah - belajarlah dari kesilapan - mari memohon kebajikan dan menolak kejahatan.

Firman Allah SWT :

"Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah aku sempurnakan nikmatku atasmu dan Aku telah rela Islam sebagai agama bagimu."

Wassalamu'alaikum wbr.

Khamis, 22 April 2010

MENGENAI ILMU AL-SYATAR

SALINAN PERKATAAN ALMARHUM AYAHANDA TUAN GURU HJ.MAHMUD NASRI OTHMANI MENGENAI ILMU AL-SYATAR DAN CARA MENCAPAI DARJAT WALI
BERTARIKH 17 RABIUL AWAL 1388H


Iaitu Pada Masa Nama Wali Sebelum Nama Nabi, Sebelum Nama Rasul. Kata Rasulullah Maka Ilmu Syatar Yang Diturunkan Pada Hati Aku Ini Mentahkikkan Aku Pada Ilmu Aku Mengenai Hakikat Al Hakikat Al Haqoaq Dan Hakikat Al Asbaq [Hakikat Segala Perkara Yang Maujud Hadith Samaada Ia Baharu Atau Qadim Dan Juga Wujud Hakiki Daripada Masa Azali Hingga Beberapa Masa Yang Panjang Ke Hadapan.

Maka Dikata Ulama Hujatul Muhaqiqin
Bahawasanya Mereka Yang Berkehendakkan Menuntuti Maqam Wali Yang Ali Lagi Azom Disisi Allah Swt Itu Hendaklah Berusaha Melalui Al Syatar Iaitu Ilmu Yang Dicampakkan Atau Yang Dipertaruhkan Kepada Hati Sanubari Tiap-Tiap Mereka Yang Dipilih Khas Oleh Allah Sebagaimana Ia Pertaruhkan Ke Dalam Hati Sanubari Adam Alaihissalam Seperti Mafhum Firmannya

Terakhir Ertinya Allah Telah Mengajar Adam Nama-Nama Tiap-Tiap Benda Itu`. Ilmu Ini Tangga Pertama Bagi Tiap-Tiap Nabi [Puncak Yang Tinggi Bagi Darjat Wali Dan Permulaan Darjat Nabi] Tangga Keenam Bagi Menuntuti Darjat Iman. [Tangga Bagi Manusia Biasa Yang Menuntuti Darjat Iman Yang Kamil Mukamil].

Adapun Tangga Pertama Kedua Dan Ketiga Itu Bagi Nabi Dan Bagi Rasul. [Iman Al Makhda Al Makhda Al Makhda] Iman Jamu Al Jamu Iman Lailatul Mikraj] Tangga Yang Pertama Itu.

[Iman Al Makhda Al Makhda Al Makhda] Darjat Iman Yang Keenam Ialah Tangga Wali Ali Lagi Azom. [As-Sidiquun]

Maka Menuntuti Wali Itu Daripada Tangga Pertama Hingga Keenam Dan Ketujuh Kesempurnaan Bagi Wali Itu Darjat Imannya. Tangga Keenam Pada Bab Iman Dengan Itu Tahkiklah Segala Wali Itu Dengan Ilmu Dan Makrifatnya Akan Haqiqah Al-Haqiqatul Haqaiq Dan Haqiqatul Al Ashya Dengan Sekira-Kiranya Wali Dan Mertabatnya.

Maka Mereka Yang Menuntuti Menjadi Wali Pada Zahir Dan Batin Itu Hendaklah Melazimkan Dengan Babnya Supaya Tiada Mardud [Tiada Rasukan] Tiada Bersusah Payah Dengan Ilmu Dan Amal Yang Banyak Dan Jauh-Jauh.



1. Mengaku Menjadi Murid Syeikh Wali Yang Ali Lagi Azim.

2. Mempernamakan Dirinya Pada Zahir Dan Batin Dengan Nama Syeikhnya Seumpama Oleh Syeikh Abdul Razak [ Syeikh Yusuf] Anak Sulung Bagi Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir Jailani Dengan Nama Baginya Dengan Cara Demikian Jadilah Dia Menerima Pusaka Wali Agama Islam Diatas Makna Sekeliannya Juzuknya Pada Zahir Dan Batin Daripada Bapanya. Kemudian Dikuburkan Bapanya 3 Hari Iaitu Dia Pergi Pada Hujung Kaki Bapanya Serta Memberi Salam Dan Menuntuti Pusaka Itu Daripada Bapanya.

3. Maka Menjawab Oleh Bapanya, Hendaklah Kamu Berhenti Seberapa Masa Kerana Mengambil Pusaka Wali Agama Islam Daripada Aku. Maka Aku Pohonkan Kepada Allah Mengurniakan Pusaka Wali Agama Islam Itu Kepada Engkau Diatas Makna Sekeliannya Dan Juzuk-Juzuknya Selapis Ke Selapisan Hingga Hari Qiamat. Dan Hendaklah Melazimi Pada Bab Aku Berkhlawat Dengan Menuntuti Pusaka Wali Agama Islam Daripada Aku. Aku Wasiat Akan Dikau Bahawa Hendaklah Engkau Menyampaikan Kepada Tiap-Tiap Mereka Yang Hendak Mengambil Pusaka Wali Agama Islam Daripada Aku Hendaklah Melazimkan Bab Khlawat Pada Bab Aku Mengaku Murid Bagi Aku Hingga Seberapa Banyak Dosa Dan Kesalahan Sekalipun Nescaya Aku Menerima Akan Dia.

Maka Setengah Daripada Adab Melazimkan Pada Bab Aku Hendaklah Berhadap Kiblat Mengucap Dua Kalimah Syahadat Bebrapa Kali Pohon Menerima Iman Islam Ihsan Daripada Allah.

Beralih Ke Pihak Masyrik, Mengucap Syahadat Beberapa Kali, Pohon Menerima Segala Rezeki Rohani Jasmani, Banyak Dan Seberapa Banyak Mudah Dan Seberapa Mudah., Luas Dan Seberapa Luas Daripada Segala Pihak Alam Allah Dengan Tiada Galangan Dan Halangan.

Beralih Semula Ke Pihak Maghrib Mengucap Syahadat Beberapa Kali, Pohonkan Ibu Terima, Bapa Terima, Aku Terima [Syeikh Muhiyydin], Allah Dan Rasul Terima, Kemudian Pohonlah Apa-Apa Hajat Daripada Allah Dengan Berkata Aku Sekira-Kira Pada Pandanganmu Bahawa Aku Pada Pihak Kanan Atau Hadapanmu Di Al Pabatul Arasil Alazim. Rasulullah Dihadapan Aku, Nabi Allah Khidir Dan Mereka Yang Menjadi Murid Bersama-Sama Denganmu Atau Dibelakangmu. Atas Nama Aku Pada Zahir Dan Batin. Kemudian Hilangkan Sekeliannya Itu Pada Ahadiah Allah. Dan Kekalkanlah Diatas Kelakuan Itu Selama-Lamanya Diantara Aku Dan Rasulullah Itu Seperti Mana Antara Mata Putih Dan Mata Hitam. Maka Adab Dengan Murid Sepeti Tersebutlah Boleh Mencapai Darjat Wali Yang Istiqamah Dan Nyata Beberapa Keramat Dan Kelebihan Yang Menyamai Mukjizat Rasulullah S.A.W.

Adapun Menuntuti Wali Dengan Jalan Berusaha Membanyakkan Ibadat Yang Sunat Seperti Sembahyang, Sunat Rawatib Dan Seumpamanya Dan Juag Memperbanyak Serta Menperluaskan Ilmu Fardu Kifayah Itu Walhal Dengan Tidak Melazimkan Bab Tersebut Hanya Ibadat Dan Ilmu Inilah Sahaja Atau Terus Maju Ke Dalam Istiraj Daripada Allah. Dan Mereka Yang Beribadat Sedikit Atau Banyak, Sedikit Ilmu Atau Banyak Ilmu Tetapi Melazimkan Bab Guru Wali Seperti Tersebut Nescaya Dapat Jadi Wali Dengan Kemudahan. Terlindung Daripada Pandangan Awam Dan Ahli-Ahli Ilmu Bersembang Dengan Banyak Ilmu Dan Amal. Dan Menggantikan Guru Yang Wali Itu Pada Menyertakan Alam Allah Sekira-Kira Ketinggian Maqam Walinya Disisi Allah Dengan Limpah Kurnia Daripada Allah Atas Tangan Syeikhnya Yang Wali Itu.
Dan Segala Batang Tengkok Mereka Yang Bersembang Dengan Banyak Beribadat Dan Banyak Ilmu Dan Juga Mereka Yang Lain Itu Dibawah Tumit Syeikhnya Yang Wali Ialah Dibawah Tumitnya. Tidaklah Naik Mertabat Wali Umpama Syeikhnya Atau Umpama Dirinya Nisbah Mereka Dengan Dirinya Atau Dengan Syeikhnya Itu Hanya Khadam Atau Qalam Dengan Tuannya Sahaja. Maka Memadailah Bagi Kami Dan Bagi Kamu Dengan Ini

[ Faedah Panduan Dan Huraian]
Wallah Hu Alam
Page 1
1
RINGKASAN PENYEBARAN DAN PERKEMBANGAN DUNIA MELAYU
ISLAM DI KEDAH DARUL AMAN
Sekitar kurun ke 10 dan 11 Masihi, Kumpulan berfahaman Syiah di Iran
telah memulakan gerakan memburu dan menghapuskan Ahli Sunnah Wal
Jamaah yang berada di bumi Iran ketika itu. Golongan Sunni adalah dari
kalangan suku kaum Kurdis (Kalahar).
Oleh kerana keadaan amat terdesak, golongan Ahli Sunnah Kurdis
terpaksa berhijrah secara besar-besaran ke Afrika, India, Timur Tengah, Timur
Jauh dan New Zealand. Sebahagian daripada mereka juga telah tiba di
Nusantara dan membuka penempatan baru di Kedah yang juga dinamakan
mereka sebagai Kalahar ( sempena mengambil nama suku kaum Kurdis Sunni )
yang pada masa itu baru sahaja menerima kesan serangan Raja Rajendra Chola
( Lihat Nota 1 ).
( Nota 1 ) Ini dikaitkan dengan serangan tentera Islam ke atas sebuah Kerajaan
Hindi di Pantai Koromandel bernama Chola. Raja Rajendra juga tidak berpuas
hati dengan penguasaan Sri Vijaya di Nusantara. Baginda telah menghantar
ratusan kapal perang untuk memusnahkan Empayar Sri Vijaya termasuk
Kadaram (Kedah).
Ketika itu, Maharaja Durbar I iaitu Merong Mahawangsa ( Sri Vijaya )
menjadi duta Maharaja Rom ( Keturunan Iskandar Zulkarnain – Macedonia )
(Lihat Nota 2) untuk membawa Putera Raja Rom bagi mengahwini Puteri
Maharaja China. Baginda berasal dari Gumarun ( Lihat Nota 2 ), Parsi dan pernah
ditewaskan oleh angkatan suku Iran lain yang lebih kuat.
( Nota 2 ) Rom yang dimaksudkan ialah Wilayah Empayar Parsi atau Iran yang
pada suatu masa adalah sebahagian dari Empayar Rom Timur yang telah lama
menerima agama Islam dari zaman Khulafa Ar-Rashidin. Gumarun juga dikenali
sebagai Pelabuhan Gambroon di Laut Kaspian.
Rombongan pelayaran Merong Mahawangsa ini telah diserang oleh satu
angkatan perang Hindu yang mempunyai kapal berlambangkan burung garuda
( lambang kenderaan Dewa Wisnu ).
Serangan yang begitu kuat ini telah memaksa kapal Raja Merong
Mahawangsa mendarat di kaki Gunung Jerai dan tidak lama kemudian baginda
telah diangkat menjadi raja oleh penduduk tempatan sebagai Raja ( Kedah )
Kalahar 1.
2
Baginda juga telah mengahwini seorang gadis Orang Laut dari suku
gergasi kerana ingin menggalakkan perkahwinan campuran di samping
memperbesarkan lagi keturunan dan kaum kerabat.
Raja Merong Mahawangsa telah memperkenalkan nobat di istana baginda
( Lihat Nota 3 ) mengambil sempena bunyi-bunyian dari istana Khalifah Harun
Ar-Rashid di Baghdad.
(Nota 3) Istana baginda dibina di Kota Langkasuka di Sok, kira-kira 96 km ke
timur Gunung Jerai berhampiran persimpangan jalan perdagangan Kalahar dan
Langkasuka. Baginda juga dikatakan mendirikan sebuah lagi istana di timur
Gunung Jerai berhampiran Kuala Merbok iaitu tapak permulaan jalan menuju ke
Langkasuka dan Pantai Timur.
Syeikh Abdullah Al-Qumairy
Tuan Guru Haji Mahmud Nasri Osmani ( Pengasas Silat Abjad ) telah
menceritakan kepada murid-muridnya bahawa Syeikh Abdullah bin Tuan Syeikh
Ahmad bin Tuan Syeikh Ja’far Qumairy ( atau Syeikh ( Sayyid ) Abdullah Al-
Qumairy atau Syekh Abdullah Al-Yamani ) berasal dari Syahir, Yaman. Beliau
adalah Ahlul Bait dari keturunan Rasulullah S.A.W. yang juga merupakan murid
kanan Ulama Terkenal Sultan Aulia Sayyidi Syeikh Maulana Maududin Ariffin Qutb
Rabbani Muhyiddin Abdul Qadir Jilani Qadasallah Sirruh.
Pada suatu hari, Syeikh Abdullah Al-Qumairy telah menerima arahan dari
Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir Jilani untuk berangkat ke Negeri Kalaha (Kedah)
bersama-sama 11 orang rakan-rakannya.
Tuan Guru Haji Mahmud Nasri juga telah mengisahkan bagaimana Syeikh
Abdullah Al-Qumairy telah menggunakan jalan karamah di mana dia berjalan
sekelip mata ( lipat bumi ) dari Baghdad ke Kedah dengan izin Allah SWT
bersama-sama 11 orang rakannya. Syeikh Abdullah tiba di Negeri Kalaha pada
tahun 531 Hijrah ( 1136 Masehi ) – ( Lihat Nota 4 ) dan telah mengadap
Maharaja Durbar II Raja Phra Ong Mahawanser, Raja Kalaha yang ke-9 di Istana
Bukit Meriam. Ketika itu istana sedang mengadakan satu majlis keramaian yang
mempamerkan pertunjukan seni mempertahankan diri yang berpaksikan
pemujaan dewata, sihir, istidraj dan lain-lain.
(Nota 4) – Semasa zaman Al-Muqtafi menjadi Khalifah di Baghdad.
Syeikh Abdullah Al-Qumairy dan rakan-rakannya telah mempamerkan satu
kehebatan seni mempertahankan diri ( silat ) sehingga semua hulubalang-
hulubalang Raja Phra Ong terpaksa mengaku kalah dan akur dengan kehebatan
Syeikh Abdullah.
3
Baginda amat kagum dengan kehebatan yang ditonjolkan oleh Syeikh
Abdullah Al-Qumairy dan rakan-rakannya serta ingin mengetahui secara lanjut
mengenai rahsia kekuatan ini. Setelah mendengar penerangan Syeikh Abdullah,
akhirnya baginda sangat terpegun dan terus memeluk Islam dengan mengucap
dua kalimah syahadah di tangan Syeikh Abdullah Al-Qumairy diikuti semua para
pembesar dan pegawai-pegawai Istana.
Syeikh Abdullah Al-Qumairy telah memasyhurkan gelaran dan nama baru
kepada Raja Phra Ong Maha Wanser iaitu Sultan Muzaffar Shah 1. Tidak lama
kemudian seluruh rakyat Kedah juga telah memeluk agama Islam. Pengislaman
secara massal ini berlaku dalam tempoh yang begitu cepat dengan berkat usaha
yang jujur dan ikhlas seorang Waliyullah iaitu Syeikh Abdullah Al-Qumairy.
Rakyat Kedah juga terdiri daripada pelbagai kelompok yang berasal
daripada Arab, Iran, India, Parsi, Al-Sin ( China ) ( Lihat Nota 5 ) dan lain-lain
yang mana mereka kebanyakannya telah lama memeluk Islam di negara asal
masing-masing. Mereka juga terkenal dengan kemahiran berdagang. Umat Islam
dari China juga rata-rata memakai nama pangkal ‘Pu’ iaitu Abu.
(Nota 5) – Saudagar-saudagar Islam dari Arab, Iran dan lain-lain berkumpul di
pelabuhan Kanton (Guangzhou). Sayyidina Uthman bin Affan r.a. pernah
menghantar Saad Abi Waqqas bersama-sama 15 orang ahli rombongan untuk
mengembangkan dakwah di Negeri China. Rekod di Negeri China pada tahun
651 menunjukkan bahawa mereka telah menerima utusan dari Han Mimo Moni
( Amirul Mukminin ) dan dalam kurun Masihi ke 7, Raja China Tai Ti Sung telah
memeluk Islam.
Sekitar 877 Masihi, saudagar-saudagar Arab dan Iran di Kanton telah
diserang dan dibunuh beramai-ramai oleh sekumpulan pemberontak anti
kerajaan China. Inilah penyebabkan sebahagian dari mereka menjadi pelarian
dan tiba di Kalaha.
Kebanyakan dari mereka ini telah memutuskan untuk terus tinggal
bersama-sama umat Islam di Kedah dan menjadi satu warga atau bangsa yang
baru di negeri Islam di bawah bimbingan ( Ulama ) Syeikh Abdullah Al-Qumairy
dan payung pemerintahan ( Umara ) Sultan Muzaffar Syah 1 ( Gandingan
Kepimpinan Ulama-Umara ).
Syeikh Abdullah Al-Qumairy telah menamakan gagasan bangsa yang baru
sebagai ‘Al-Mala-u’ ( Lihat Nota 6 ) bersempena satu kalimah Arab yang
bermaksud ‘( berkembang-biak ) memenuhi ruang’ kerana cepatnya berkembang
pengaruh agama Islam di Kalaha. Lama-kelamaan, pengaruh dialek dan sebutan
4
berbilang bangsa ini telah menerbitkan perkataan “Melayu” seperti yang dikenali
hari ini.
(Nota 6) 'Al-Mala-u' disebut di banyak tempat dalam Al-Qur'anul Karim dan juga
Hadis. Mengikut Kamus Bahasa Arab - Al-Mala-u bererti :
a) Budi pekerti yang tinggi ( husnulkhuluqa ( akhlak yang mulia ) yakni
makna kepada agama sebagaimana satu Sabda Rasulullah S.A.W.)
b) Pemimpin
c) Cahaya ( Iman dan Taat ) yang memenuhi ruang dan masa
Gelaran ini diberikan bagi mengesahkan bahawa warga ini adalah :
a) Ahli ( warga yang menerima Talkin kalimah Taqwa dan Tarbiah )
b) Jawi ( penulisan bangsa Arab asal iaitu Jawi Qadim ( Asia Tenggara ) –
manakala Bangsa Melayu asal pula menggunakan Jawi Jadid ( Asia
Barat ) yang menambahkan titik pada beberapa huruf ).
c) Melayu ( yang berkembang-biak memenuhi ruang ).
d) Asal (yang asli atau yang yang tulin menerima agama Islam dari
Seruan Nabi Muhammad Rasulullah S.A.W.).
e) Bangsa ( rasmi ) kebangsaan ( Warga Angin Bawah Bayu Merdeka ).
f) Pegang Teguh Agama Islam – berpaut kukuh kepada agama Samawi.
( AHLI JAWI MELAYU ASAL BANGSA KEBANGSAAN PEGANG TEGUH
AGAMA ISLAM – Sekira-kiranya pewaris asabah kepada satu bangsa
beragama) ( menyamai dengan zaman kegemilangan Islam lampau ) atau
ringkasnya Pemimpin Yang Berbudi Pekerti Mulia dan Nurnya Meliputi Alam
( Khalifah ) Kemudian Sultan Muzaffar 1 memperkenalkan kepada mata dunia
bahawa ISLAM ITU MELAYU dan MELAYU ITU ISLAM )
Selain itu Baginda Sultan Muzaffar telah bertaubat nasuha bersama-sama
semua pembesar Istana dan para hulubalangnya termasuk seluruh rakyat jelata
Kalaha di bawah bimbingan Syeikh Abdullah Al-Qumairy.
Akhirnya Negeri Kalaha juga telah ditukar oleh Syeikh Abdullah Al-
Qumairy kepada nama Kedah Darul Aman iaitu sebuah negeri yang aman dan
merdeka dari segala bentuk kesyirikan, kekufuran dan keengkaran. Penamaan ini
juga bersempena “Baldatun Thayyibah Wa Rabbun Ghafur” yang dipetik dari
Firman Allah S.W.T. dalam Surah Saba: Ayat 15 yang bermaksud “Negeri yang
baik ( indah lagi makmur ) dan Tuhan Maha Pengampun” ( ke atas taubat
hambaNya ).
Sultan Muzaffar Syah 1 sangat mengasihi Syeikh Abdullah Al-Qumairy
sehingga baginda telah melantik Syeikh Abdullah Al-Qumairy sebagai Guru dan
5
Penasihat agama Islam baginda, kaum kerabat diraja dan juga seluruh Istana.
Sultan Muzaffar Syah (1) juga telah mengangkat Syeikh Abdullah Al-Qumairy
sebagai ayahanda angkat baginda.
Syeikh Abdullah Al-Qumairy juga telah menyarankan agar candi di puncak
Gunung Jerai dimusnahkan dan diganti dengan sebuah menara untuk dijadikan
tempat azan bagi menyeru umat Islam Kedah untuk bersolat. Sultan Muzaffar
Syah 1 telah menitahkan agar permintaan Syeikh Abdullah Al-Qumairy
dilaksanakan.
Setelah binaan menara tersebut hampir siap, Syeikh Abdullah Al-Qumairy
telah jatuh gering dan ditakdirkan wafat beberapa hari selepas itu. Sebelum
kewafatannya, Syeikh Abdullah Al-Qumairy telah mewasiatkan agar jenazahnya
dikebumikan di kawasan lapang berdekatan dengan binaan menara berkenaan.
Kawasan itu dikenali kini sebagai Padang Tok Sheikh.
Mengikut Tuan Guru Haji Mahmud lagi, Guru Syeikh Abdullah iaitu Sayyidi
Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir Jilani ( wafat pada 561 Hijrah/1166 Masehi )
pernah tiba beberapa kali di Gunung Jerai untuk menziarahi maqam muridnya,
Syeikh Abdullah Al-Qumairy serta pernah bersolat di kawasan tanah lapang
berkenaan di samping melantik Sultan Muzaffar Shah 1 sebagai pengganti
kepada Syeikh Abdullah Al-Qumairy.
Kemakmuran Melayu Islam termasuk Zaman Kesultanan Melaka, Perlak
Pasai, Deli dan seluruh Nusantara yang dikecapi akhirnya musnah disebabkan
percakaran sesama sendiri yang juga telah memudahkan lagi serangan serta
penjajahan Belanda, Portugis dan Inggeris ke atas Nusantara selepas Siam dan
China tidak campurtangan lagi.
Penjajah akhirnya memusnahkan dan merungkai-rungkaikan akar umbi
kekuatan Melayu Islam dengan memisahkan maksud bangsa dan agamanya dan
menggantikannya dengan faham sekular. Akibatnya, tercetuslah pelbagai
pertengkaran dan perselisihan faham dalam agama, bangsa dan siasah yang
menjadikan umat manusia rata-rata :
a) cintakan dunia dan takutkan mati ( Al-Wahan ).
b) berbangga dengan maksiat dan budaya kuning.
c) berfahaman ajaran sesat.
d) salah faham terhadap agama.
e) pergaduhan antara kaum dan agama.
f) pengaruh isme yang membahayakan.
g) kepercayaan karut lagi harut marut, bidaah, syirik dsb.
h) menjadi mudah gugur imannya dan lain-lain.
6
Penjajah juga telah menanam kefahaman anti Islam sehingga berjaya
merosakkan kemurnian Islam di Indonesia dengan terbunuhnya sekumpulan
Ahlul Bayt dan Ulama Warisatul Anbia sekitar tahun 1940-an
Selain itu, mengikut satu laman web ( lihat rujukan ), penjajah telah
banyak melarikan kitab-kitab agama termasuk sejarah Nusantara selepas zaman
penjajahan kerana dipercayai akan memberikan kekuatan kepada bangsa Melayu
Islam untuk bangkit kembali.
Kenapa penjajah melakukan sedemikian rupa terhadap Melayu
Islam?
Jawapannya ialah penjajah ketika itu rata-rata berpayungkan satu
fahaman sesat Yahudi dari Kumpulan Illuminati/New World Order (
berlambangkan mata Horus/Osiris – iaitu Mata Dajjal ) yang dipecahkan kepada
2 kumpulan iaitu Priory of Psion ( Zionis ) dan Opus Dei ( juga berperang sesama
sendiri kerana kefahaman yang berbeza terhadap Nabi Isa a.s. ).
Salah satu kesimpulan dari misi Zionis yang tercatat ( secara simbolik )
dalam Protocol of Zion ialah untuk :
“Memusnahkan agama samawi ( Islam ) yang dbawa oleh keturunan Nabi
( Ahlul Bait ), Raja-Raja serta diwarisi oleh Ulama Warisatul Anbia ( yang
dianggap Zionis sebagai agama palsu )”
Zionis sangat takut kepada kewujudan Imam Al-Mahdi, Pemimpin Islam
dari kalangan Ahlul Bait dan Ulama Warisatul Anbia yang akan memusnahkan
mereka.
Peperangan memusnahkan Islam telah bermula dengan terbunuhnya
Ahlul Bayt keturunan Rasulullah SAW dan akan terus berlarutan sehingga kini
( Krisis Timur Tengah yang tidak kehabisan ) sehinggalah kemuncak - timbulnya
kumpulan Yahudi Isfahan di akhir zaman yang dipimpin oleh Al Masihi Dajjal
Laknatullah bagi memerangi Imam Al-Mahdi.
Antara tanda-tanda yang ada dahulu ialah apabila Inggeris melabelkan
pahlawan Melayu Islam ( Tok Janggut, Mat Kilau, Datuk Bahaman dll ) sebagai
Pemberontak ( rebel ) dan tanda-tanda yang ada kini ialah apabila Barat
melabelkan Islam sebagai Pengganas ( terrorist ) – Dua panggilan yang berbeza
tetapi membawa satu maksud yang sama. Rata-rata di Internet didapati
kumpulan Zionist telah mula melabelkan Imam Al-Mahdi sebagai ‘Terrorist Islam’
terbesar dunia.
7
Kini kumpulan Illuminati diketuai oleh Black Pope, Count Kolvenbach ( The
Jesuit ) dan dibantu oleh satu kumpulan elit baru zionist dunia yang dikenali
sebagai kumpulan Bilderberg. Pelbagai cara dilakukan ( termasuk menggunakan
teknologi ) untuk merosakkan minda dan aqidah orang-orang Islam.
Kebangkitan pertama yang direkodkan menentang penjajah dan faham
Zionist serta usaha menaikkan kembali kegemilangan Islam itu Melayu dan
Melayu itu Islam telah bermula sebelum 1940an. Gerakan yang memimpin ulama
dan Ahlul Bait ( berpaksikan Dua Kalimah Syahadah ) telah dipelopori oleh Ulama
Terkenal Nusantara iaitu Maulana Syeikh Wan Ahmad bin Syeikh Wan
Mohammad Zain bin Dato Panglima Kaya Syeikh Wan Mustafa bin Syeikh Wan
Mohammad bin Syeikh Wan Mohammad Zainal Abidin ( Fakih Wan Musa Al-
Jambusi As-Sanawi Al-Fatani), Ulama besar Masjidil Haram, Mufti Tarim Kerajaan
Othmaniah Turki dan juga Kerajaan Melayu Islam Asia Tenggara. Ulama besar ini
( yang juga guru kepada Syeikh Yusof Kenali – Tok Kenali ) juga telah membuat
satu himpunan raksaksa Ahli Jawi Melayu Asal Bangsa Kebangsaan Pegang
Teguh Agama islam di Madrasah Darul Ulum Makkatul Mukarramah yang dihadiri
lebih lima ribu ulama Nusantara.
Perjuangan kemudian diteruskan oleh Al-Allamah Tuan Guru Maulana
Syeikh Yusof Al-Kenali (Tok Kenali) dan dipelopori pula oleh muridnya Tuan Guru
Haji Mahmud Nasri Osmani dan Tuan Guru Haji Umar Zuhdi.
Kini, perjuangan ini telah diwariskan oleh Persatuan Warga Melayu
Malaysia,Yayasan Angkatan Bina Jati Diri dan Pertubuhan Gerak Seni Silat Abjad
(Asli) Jabat Kilat Malaysia menerusi satu resolusi muzakarah ulung Warga Melayu
pada 12 Rabiul Awal 1429 Hijrah bersamaan 20 Mac 2008 Masihi yang diadakan
di Pusat Pengajian Assalam, No. 25, Persiaran Seroja 1/1, Bandar Amanjaya
08000 Sungai Petani, Kedah Darul Aman
--------------------
Rasulullah SAW bersabda:
“Setelah aku wafat ( dan ) setelah lama aku tinggalkan ( dunia ini ), umat Islam
akan menjadi lemah. Di atas kelemahan itu, orang kafir akan ( mengambil
peluang ) menindas mereka ( umat Islam ) bagaikan orang yang makan dengan
rakus.”
Sahabat bertanya,
“Apakah ketika itu umat Islam lemah dan musuh terlalu kuat?”
Sabda Rasulullah S.A.W.,
8
“Bahkan mereka ( umat Islam ) pada masa itu ( jumlahnya ) lebih ramai ( dari
sekarang ) tetapi tidak dapat memberikan apa-apa manfaat ( tidak berguna ),
tidak dapat memberikan apa-apa erti ( kesan ) dan musuh ( orang kafir ) tidak
takut ( gerun ) akan mereka. Mereka ( umat Islam ketika itu ) ibarat ( hanya )
buih di lautan.”
Sahabat bertanya lagi,
“Mengapa seramai itu tetapi ( hanya ) seperti buih di lautan?”
Sabda Rasulullah S.A.W.,
“Kerana ( mereka dilanda ) dua penyakit iaitu Al Wahan.”
Sahabat bertanya lagi,
“Apakah itu Al Wahan?”
Sabda Rasulullah S.A.W.,
“Cintakan dunia dan takutkan mati".
Dari Abu Daud dan Tabrani dari Abdullah bin Mas'ud dan dari pada Nabi SAW
sabdanya:
“Kalaulah usia dunia ini hanya tinggal sehari (sahaja lagi), nescaya Allah akan
panjangkan hari berkenaan sampai diutuskan kepadanya seorang lelaki ( Al
Mahdi ) dari keluargaku. Namanya sama dengan namaku dan nama ayahnya
sama dengan ayahku dan dia memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana
( ketika itu ) ia telah dipenuhi dengan kezaliman”
Dari Ibni Abi Syaibah dan Nu'aim bin Hammad dalam Al Fitan dan Ibnu Majah
dan Abu Nu'aim dari Ibnu Mas'ud, katanya :
“Ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba datang sekelompok anak-
anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat akan ( wajah ) mereka,
maka Rasulullah berlinangan air mata dan wajah beliau berubah ( muram/sedih).
Akupun bertanya :
“Mengapakah kami melihat pada wajahmu, sesuatu yang kami tidak sukai?”.
Beliau menjawab :
9
“Kami Ahlul Bait telah Allah pilih untuk kami akhirat melebihi dunia. Kaum
kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran sepeninggalanku kelak,
sampai datangnya suatu kaum dari sebelah Timur yang membawa bersama
mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan , tetapi tidak
diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kemenangan. Lalu
diberikanlah apa yang mereka minta itu, tetapi mereka tidak menerimanya
hingga mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku
yang memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi dipenuhi dengan
kedurjanaan. Siapa di antara kamu yang sempat menemuinya, maka datangilah
mereka walalupun merangkak di atas salji. Sesungguhnya dialah Al Mahdi.”
Dari Tsauban r.a. Sabda Rasulullah SAW :
“Akan datang Panji Panji Hitam dari sebelah Timur, seolah-olah hati mereka
kepingan-kepingan besi. Barangsiapa mendengar tentang mereka, hendaklah
datang kepada mereka dan berbaiatlah kepada mereka sekalipun merangkak di
atas salji. (dari Al Hasan bin Sofyan dari Al hafiz Abu Nuaim - dari kitab Al Hawi
lil fatawa oleh Imam Sayuti)
Rasulullah S.A.W. juga bersabda :
“Ulama itu adalah pewaris Nabi (Ulama Warisatul Anbia)”
Dari Ahmad dan Muslim dari Anas, Anas, Rasulullah S.A.W. bersabda :
“Dajjal yang diiringi oleh 70,000.00 tentera Yahudi Isfahan yang memakai toga”
Rujukan
1. Gagasan Melayu itu Islam dan Islam itu Melayu – Modul Memperkasakan
Bangsa dan Negara – menyelesaikan segala masalah serta mematikan segala
hujjah dan menghidupkan bumi yang mati – di tengah-tengah kegawatan dunia
penuh pancaroba, bergolak dan huru-hara – Oleh Al-Allamah Tuan Guru Haji
Ahmad Junaidin bin Che Din dan Yang Berbahagia Tuan Guru Haji Idris bin Haji
Mahmud Nasri Osmani, Persatuan Warga Melayu Malaysia dan Yayasan Angkatan
Bina Jati Diri.
2. Al-Tarikh Salasilah Negeri Kedah – Muhammad Hassan bin Muhammad
Arsyad.
3. Sejarah Kedah – Buyong Adil – DBP 1980.
4. Rancangan Zionis Memusnahkan Islam dan Nasrani dari Laman veil-
open.blogspot.com (The Truth Now In Malaysia)
10
5. Rujuk silang kepada Hikayat Merong Mahawangsa, bahan sejarah mengenai
Empayar Srivijaya, Raja-Raja Pasai dll.
6. Rujuk silang kepada khazanah tulisan Ustaz Wan Mohd Saghir Abdullah
-----------------------------------
MASAKINI
ABJAD MALAYSIA telah merangka satu formula untuk dicadangkan kepada
umat manusia menerusi pengenalan satu Gagasan Melayu itu Islam dan Islam itu
Melayu.
Modul telah disediakan bagi memperkasakan bangsa dan negara dengan
mendukung serta mempertahankan hak ketuanan Melayu, kekuatan perpaduan
Melayu, institusi kesultanan Raja-Raja Melayu dan kedaulatan negara pada setiap
masa.
Kami juga memperjuangkan pengekalan dalam negara masyarakat Melayu
supaya melaksanakan cara hidup Islam atas aliran mazhab yang rojeh ( 4
Mazhab Ahlus Sunnah Wal Jamaah )
Tauhid - Aliran Imam Abu Mathuridi atau Imam Abu Hassan As-Syaari
Feqah - Salah satu daripada Imam berikut tanpa pertindihan - Imam Syafie,
Imam Maliki, Imam Hambali dan Imam Hanafi
Akhlak ( tasauf ) - Mana-mana ulama muktabar yang ahli (faham) dalam babnya
(bidangnya) umpamanya Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir Jilani, Imam Al-Ghazali,
Imam Junaid Al-Baghdadi, Imam Abdullah Ahmadul Badawi ( murid Syeikh Abdul
Qadir Jilani ) dll.
Kami bermuafakat dalam menyampaikan seruan agama Islam hingga
tercapainya kefahaman hakikat tauhid yang sah dan jelas. Kami menyatukan
fahaman dan amalan untuk kekal hidup di bawah naungan Allah S.W.T. yang
Maha Esa, Nabi Muhammad Rasulullah S.A.W., Kitabullah dan Kiblat yang satu.
Kami menggunakan kaedah dakwah dalam ilmu dan amalan serentak
rohani dan jasmani umat manusia, beristiqamah dengan berpegang teguh
kepada hukum tertinggi - Al-Qur'an, Hadis, Ijmak dan Qias.
Kami berusaha untuk mendapat kerjasama supaya dibukakan ruang
seluas-luasnya bagi mengumpul seberapa ramai umat Melayu Islam supaya
bersatu dalam memperbaiki tumpuan pelaksanaan kerja dalam kehidupan
kepada keperkasaan diri, bangsa dan negara sehingga mampu mengubah
tamadun manusia.
11
• Bangsa hendaklah menerima agama Islam maka jadilah bangsa itu
bangsa beragama.
• Tempat letak agama pada diri seseorang itu ialah lidah, anggota dan
hatinya.
• Seseorang yang menerima Islam dengan yakin, wajib fardhu ain menjaga
agama yang ada pada dirinya pada bila-bila masa dan di mana-mana.
• Ilmu dan amalan seseorang menjadi baja yang menyuburkan agama
Islam yang ada pada dirinya selagi ilmu dan amal itu berada atas dasar
agama dan diambil serta dipelajari dari mereka yang ahli pada babnya.
• Agama Islam akan keluar daripada diri seseorang itu setelah menerimanya
di atas nama murtad, munafiq, zalim dan fasiq.
• Ilmu dan amalan seseorang menjadi racun yang membunuh agama yang
ada pada dirinya sekiranya ilmu dan amalan itu tersasar dari dasar agama
atau diambil serta dipelajari pula dari orang yang telah rosak akidah,
syariat, akhlak, jihadu bi nafsi dan jihadu bil mal.
Untuk maklumat lanjut, ABJAD MALAYSIA dan Persatuan Warga
Melayu Malaysia ingin menjemput mana-mana pihak, organisasi, sektor, parti
siasah, individu/kumpulan bagi menghubungi kami untuk mendapat penjelasan
yang lebih terperinci termasuk bukti-bukti dan fakta sejarah.
Alamat :
No. 25, Persiaran Seroja 1/1, Bandar Amanjaya, 08000 Sungai Petani, Kedah
Darul Aman.
Tel : +604-442-1498, Faks : +604-441-6502
( U/P : Haji Idris Haji Mahmud Nasri Osmani )
12
SELOKA BERSATU
Jerihnya sufi dan para pahlawan,
Golongan mahir dan para cendekiawan,
Membina kukuh kesatuan ini…
Sehingga kekal ke hari ini…
Sekian lama mereka pergi,
Lihatlah apa terjadi kini…
Kita ini bagaikan mati!
Bangkitlah semula hidupkan diri!
Lihatlah terbentang di hadapan kita,
Begitu besar luasnya dunia,
Menanti untuk kita manfaati,
Dengan akal bijak bestari
Dipandu nur yang suci dan murni,
Dugaan, cabaran, nikmat dan rezeki,
Adalah makanan hidup ini,
Samudera dalam kita selami,
Kalau jatuh, bangunlah lagi
Kejarlah semula kabilah ini,
Merdekakan lagi jiwa dan jasmani,
Yang sekian lama makin dijajahi!
BANGUN! BERAMAL! BEKERJA!
Kerana kita manusia biasa
Kerana kita mengaku hambaNya
Tanda tunduk akan perintahNya
Taatilah Allah, Rasul dan Ketua
Taatilah Guru, Ayah dan Bonda
Kepada Allah bertaqwa kita,
Agar dapat mengurus membeza,
Akal dan nafsu yang kurang sempurna,
Semoga mendapat darjat yang mulia.
Ketua adalah pembawa panduan,
Kitalah sebenar yang melaksanakan,
Janganlah jadi hanya penantian,
Takut nanti tinggal impian!
Jutaan syarahan telah disampaikan,
Ribuan amalan telah dilakukan,
Marilah pula berbuat tindakan,
Agar pulangan dapat dihasilkan,
Tidak terhad pada perkataan.
Untuk diri, keluarga dan ahli,
masyarakat, daerah serta negeri,
negara, dunia, sejagat dan akhirat
Alangkah besarnya bakti dan berkat
Sesama membina istana kebajikan,
Sesama meruntuh kota kejahatan!
Andai akal belum sempurna,
Andai ilmu kurang di dada,
Carilah makna segala kefahaman,
Tidaklah pula sehingga terbeban,
Amalkan ilmu sekadar kemampuan,
Allah jua kita serahkan,
Tanpa halangan tanpa galangan.
Untuk arifin yang lama bersemadi,
Keluarlah dari persembunyianmu ini!
Mari bersama memimpin kami,
dengan pengalaman yang telah
dipelajari.
Jika terilham kaedah dan cara,
Zahirkan ia menerusi suara,
Iman tak kenal tua dan muda,
Besar dan kecil tiada dikira,
Selagi ada kebajikan niatnya,
Mari SATUKAN bersama-sama,
supaya lebih berlipat ganda.
Bagi yang masih besar diri,
Tepuk dada tanyalah hati,
Sehingga bila terus begini?
Berbulan berlalu menjadi tahunan,
Matlamat anda manakah kesudahan?
Keluarlah dari penjara khayalan!
Jangan pandai menafsir sendiri,
Jangan pula membisu sepi,
Jangan mudah berpuas hati,
Akibatnya berat memakan diri,
Janganlah segan janganlah malu,
Salah dan silap tentunya berlaku,
Marilah mengaku kelemahan diri,
Supaya dapat sesama perbaiki.
Andai masih tidak mengerti,
Mengapa terjadi semuanya ini,
Pelajaran asal semaklah kembali,
Melihat semula pada yang asli.
Elakkan juga jumud kumpulan,
Dengarlah juga pendapat luaran,
Mungkin dapat jadikan panduan,
Bukan hanya ikut-ikutan…
Jauhi kita segala pergeseran,
kerana ini pemecah perpaduan.
Cuba elakkan kepentingan peribadi,
Belajar mendekati kepentingan ahli,
IKHLASkanlah segala pengorbanan ini,
Agar berterusan tanpa berhenti.
Sejahtera diri, keluarga, dan ahli
masyarakat, daerah serta negeri,
negara, dunia, sejagat dan akhirat
Ucapkan semula Kalimah Syahadah,
Agungkan kembali Qur’an dan Sunnah,
Jadikan petua Ijmak dan Qiyas,
Jadilah Ahli Sunnah wal Jamaah,
Tetapkan Iman, Islam dan Ihsan,
Tauhid, Feqah, Usul dan Kesufian.
Biasakan diri dengan latihan,
Jangan sampai tiada pekerjaan,
Tingkatkan terus ilmu pengetahuan,
Ibadat amalan dilupa jangan,
Jangan mudah menyerah kalah,
Usahakan hingga dapat istiqamah,
Cari Mawaddah waRahmah
wasSakiinah,
Kita pasti akan berjaya,
Khalifah juga jadinya kita.
Hamba berkata mengingati diri,
tiadalah hamba membangga diri,
Hamba terasa masih rapuh,
kalian mungkin lebih ampuh,
jangan ampuh bertukar angkuh!
rapuh pula perlu perkukuh!
Hamba sedar seloka ini,
Pasti ramai juga bantahi,
di mana akhirnya kita ini,
bila ADA dirempuh-rempuhi,
bila TIADA dipohon-pohoni.
Tentunya ada yang pandai berkata,
Bilangan ramai di majlis kita,
Semakin bertambah setiap masa,
Bukankah ini penyatuan nyata?
Kenapa memandang mudah sekali?
Bilangan ramai semuakah memahami?
Jika benar kenapa terjadi?
Bertambah ramai, bertambah yang lari!
Bacalah semula seloka ini,
walau pahit berkali ulangi,
semoga menjadi penawar hati,
semoga semuanya bangkit kembali.
Namun kita tidak berjanji,
Masa depan yang belum pasti,
Jika dituruti seloka ini,
Semua masalah dapatkah diatasi?
Tetapi sejarah bagaikan tahu,
walaupun semangat tidaklah padu,
Jika jemaah BENAR BERSATU!
kekuatan pasti berada di bahu!
Yang rahsia kan jadi nyata,
Yang lemah akan berbisa,
Usahalah terus sabar menanti,


Kemenangan akan menjengah nanti!
Mari bersama kita lalui,
Merasai keagungan kembara ini,
walaupun masih JAUH destinasi,
berjalanlah kita TANPA henti…